Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Kisah Pendeta Bigman Sirait, Sempat Viral karena Ingin Mencoblos Walau Sakit Keras

Sakit keras dan terbaring saat menjalani perawatan di rumah sakit Mount Elizabeth Novena di Singapura, tetap membuatnya ingin memberikan hak suaranya

Penulis: Reporter Online | Editor: Rhendi Umar
Kolase Tribun Manado Pendeta Bigman Sirait
Pendeta Bigman Sirait 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pendeta Bigman Sirait sempat membuat heboh saat pemilu 2019.

Sakit keras dan terbaring saat menjalani perawatan di rumah sakit Mount Elizabeth Novena di Singapura, tetap membuatnya ingin memberikan hak suaranya.

Pendeta Bigman Sirait akhirnya diantar dengan sebuah ambulan yang memiliki perlengkapan medis lengkap sampai di KBRI Singapura setelah mendapat kabar bahwa surat suara tidak bisa dikirimkan ke rumah sakit tempatnya dirawat.

"Saya memang sedang sakit, namun saya terus bertempur. Apalah artinya saya mengaku seorang Indonesia jika saya diam di rumah sakit tidak mencoblos," ujarnya

"Jika saya tidak mencoblos, saya sama saja dengan seorang pengecut," demikian tegas Bigman.

Menurut Andri, salah seorang kerabat yang mengantar Pdt Bigman Sirait yang diwawancara AntaraNews.com, salah satu tujuan Pdt Bigman tetap mencoblos walau harus diantar oleh ambulan adalah untuk memberi semangat  kepada seluruh WNI untuk tidak golput.

“Yang muda, yang masih sehat jadi semangat, yang sakit saja mau bela-belain pake ambulan datang dari rumah sakit hanya untuk nyoblos trus pulang lagi. Bagaimana dengan kita yang sehat? Ya, harusnya yang sehat mengikuti lah, jangan golput!” demikian ungkap Andri.

Profil Pendeta Bigman Sirait

Pendeta Bigman Sirait lahir di Pematang Siantar 11 Desember 1961. Ia adalah seorang pendeta dan gembala sidang Gereja Reformasi Indonesia.

Baginya menjadi pendeta tidak hanya dituntut pandai berkhotbah. Tetapi juga tekun menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan.

Panggilan pelayanannya pun sederhana yakni di jalur pengajaran dan pendidikan Kristen dengan mengisi apa yang kosong, melengkapi yang kurang dan membangunkan yang jatuh, hingga titik darah penghabisan.

Pendeta Bigman Sirait
Pendeta Bigman Sirait (Youtube)

Dilansir dari blog pribadinya, Pendeta Bigman Sirait mengalami pertobatan dan mengikuti sepenuh Tuhan Yesus pada bulan Juli 1981.

Ia mulanya hidup dalam kegelapan dosa, mulai dari perkelahian hingga berbagai tindakan tak terpuji lainnya.

"Puji Tuhan, karena kemurahan-Nya, Tuhan menjamah dan mengubah hidup saya yang dulu gelap," ujarnya

Di tahun yang sama, Tuhan menempatkannya  melayani di lingkungan dunia anak-anak yang tidak pernah dia sukai. Pasalnya ketika masih anak-anak, ia sering dikasari oleh yang lebih tua.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved