Penumpang Ambil Alih Serang Sopir saat Bus Melaju: 12 Korban Meninggal dan 45 Luka-luka
Empat orang masih bertautan darah dalam satu keluarga menjadi korban tabrakan maut bus di Jalan Tol Jalan Tol
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, BEKASI - Empat orang masih bertautan darah dalam satu keluarga menjadi korban tabrakan maut bus di Jalan Tol Jalan Tol Sikampek-Palimanan (Cipali), Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (17/6) dini hari.
Ayah, anak, sepupu dan ipar, semuanya warga Kota Bekasi, Jawa Barat, meninggal. Mereka bagian dari 12 korban jiwa dan 45 lainnya luka-luka akibat bus Safari dibajak Anzhor (29), seorang penumpang bus.
Korban itu bernama Heruman Taman (59 tahun) dan Reza Pahlevi (22), putranya. Heruman merupakan pengemudi mobil Mitsubishi XPander bermuatan enam orang, semuanya meninggal. Korban lainnya, tiga orang penumpang mobil Kijang Innova asal Tegal, Jawa Tengah, juga meninggal dalam peristiwa tabrakan melawan bus Safari.
Baca: Jangan Coba-coba Masukkan Benda-benda Ini ke Miss V, Berikut Ini Daftar 5 Kasus yang Menghebohkan
Pengamatan Warta Kota, di rumah duka di Kawasan Perumahan Wisma Asri, RT 01 RW 16, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin sore, terpasang bendera kuning dan berdiri tenda. Papan nisan pun sudah dibuat bertuliskan nama kedua korban meninggal ayah dam anak tersebut.
Febri Dwi Prayogi (27), anak Heruman sekaligus kakak Reza, mengungkapkan dia, kemarin pagi sekitar pukul 07.00 WIB, ia mendapatkan kabar meninggalnya ayah dan adiknya akibat kecelakaan beruntun di Jalan Tol Cipali.
"Iya, kami masih satu family. Ayah dan adik orang Bekasi, kalau sepupu dan ipar tinggal di Cipinang Jakarta Timur. Hanya satu orang itu tetangga, teman, rumahnya di Kebayoran," kata Febri. Jenazah para korban, dievakusi ke RSUD Cideres, Majalengka. Direncanakan, keluarga dimakamkan di TPU Perwira Bekasi Utara.
Febri menceritakan keluarganya sedang arah pulang dari liburan di Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka berangkat ke Dieng, sejak Kamis 13 Juni 2019. "Habis pada liburan ke Jogja ke Dieng, dari Kamis lalu, ini lagi Jakarta arah pulang. Tiba-tiba saja bus masuk dari arah berlawan," ujarnya.
Pernyataan senda dikemukakan Dian, keluarga korban, Rafi. Empat dari enam orang yang berada di mobil XPander merupakan satu keluarga. Mereka atas nama Heruman, dan Reza, anaknya. Kemudian Rivan (22) dan Rafi (22), sepupu. Korban atas nama Raditya (22) merupakan teman dari Rafi. Satu korban lain bernama Dava (19) merupakan tetangga Rafi.
"Di mobil itu ada 6 orang, 4 orang diantaranya itu satu keluarga, sedangkan satu orangnya lagi itu temannya sepupu saya," ucap Dian yang merupakan sepupu Rafi di rumah duka, Jalan Nangka, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (17/6).
Baca: Tingkatkan Kunjungan Wisata, Dispar Lakukan Pelatihan Tata Kelola Destinasi
Dian menceritakan 6 orang awalnya berangkat ke Dieng dan berlanjut ke Yogyakarta untuk berwisata. Setelah itu, mereka mampir ke kediaman keluarganya yang ada di Purbalingga. "Selepas pulang dari Purbalingga, minggu malamnya pulang dan lewat Majalengka lokasi kecelakaan," tuturnya.
Jenazah Heruman dan Reza langsung dibawa ke kediamannya di Bekasi. Sementara itu Rafi dan Rivan yang memiliki hubungan keluarga akan dimakamkan di TPU Prumpung, begitu pula Dava yang merupakan tetangga keduanya.
Dalam rombongan itu, kata Febri melanjutkan, berangkat menggunakan dua mobil, yaitu mobil Mitsubishi XPander dan Mitsubishi Pajero. Mobil XPander dihantam-diseruduk bus yang melaju dari arah berlawanan. Adapun mobil Pajero tidak terlibat kecelakaan karena berada di bekalang, dan berhasil menghindar.
"Enam orang itu isinya ayah dan adik saya. Terus sepupu dan ipar. Kalau yang Pajero isinya para orangtuanya," kata Febri.
Sehingga pada saat kejadian tabrakan, penumpang mobil Pajero yang tak jauh dari mobil XPander menyaksikan langsung kejadian kecelakaan maut tersebut. "Jadi kan memang berangkat 2 mobil pada mau liburan. Dari berangkat memang iring-iringan, pas pulang juga iring-iringan. Jadi lihat langsung mobil Pajero saat tabrakan," ungkapnya.
Febri tidak ikut liburan bersama mereka dikarenakan harus masuk kerja. "Saya kan kerja, enggak ikut. Sudah punya keluarga juga. Saya kan sudah nikah, jadi engga tinggal di Bekasi. Mereka yang ke sana rata-rata sepupu yang masih usia 20-an tahun masih pada kuliah sama sekolah," katanya.