Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Andi Mallarangeng Ungkap Posisi SBY, AHY dan Demokrat Pasca Prabowo Kalah. Begini Sambutan Jokowi

Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng memberikan komentar soal anggapan para buzzer yang menyalahkan Partai Demokrat atas kekalahan capres nomor

Editor: Aswin_Lumintang
Tribunnews.com
Andi Mallarangeng 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOGOR - Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng memberikan komentar soal anggapan para buzzer yang menyalahkan Partai Demokrat atas kekalahan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Andi Mallarangeng.
Andi Mallarangeng. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Sebelumnya, ramai adanya anggapan kalau para buzzer di media sosial menyalahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang tak total dalam mendukung Prabowo, sehingga alami kekalahan di Pilpres 2019.

Terlebih saat Politisi Demokrat lainnya, Andi Arief berkicau kalau sumber kekalahan Prabowo bukan karena Demokrat.

Menurut Andi Mallarangeng, tulisan Andi Arief itu karena adanya buzzer yang menyerang para politisi Demokrat untuk menyalahkan kekalahan Prabowo.

Dalam tayangan Sapa Indonesia Malam, Sabtu (8/6/2019), Andi Mallarangeng pun membenarkan adanya buzzer yang menyalahkan Demokrat.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima calon presiden Prabowo Subianto di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima calon presiden Prabowo Subianto di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Jumat (10/8/2018). (kompas.com)

"Tampaknya terutama kalau kita lihat munculnya buzzer-buzzer yang menyalahkan SBY, AHY, Demokrat. Iya itu ada, bisa dicek di media sosial yang menyalahkan seakan-akan Prabowo kalah itu karena SBY, AHY, Demokrat tidak sepenuh hati untuk mendukung Pak Prabowo," kata Andi Mallarangeng.

Andi Mallarangeng pun mengajak orang, terutama para buzzer untuk memahami logika yang terjadi terkait hasil Pilpres 2019 ini.

Ia menerangkan, bila Prabowo Subianto dianggap menang sesuai dengan hasil perhitungan BPN, maka tak perlu menyalahkan siapapun.

Politisi Demokrat, Andi Mallarangeng (Repro Kompas TV)

Meski hasilnya berbeda dengan yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum ( KPU), maka jalan yang tepat adalah mengadukan ke Mahkamah Konstitusi ( MK).

"Itu urusan lain, supaya jelas logikanya, logikanya begini kan menang atau kalah, kalau Pak Prabowo dianggap menang sesuai dengan hasil dari C1 yang awalnya 62 persen lalu 54 persen maka tidak perlu menyalahkan siapa-siapa menang kok," kata Andi Malarangeng.

SBY, Joko Widodo  & Prabowo Subianto
SBY, Joko Widodo & Prabowo Subianto (photocollage/wartakotalive.com/tribunnews.com/kompas.com)

Kalaupun dianggap kalah karena dianggap ada kecurangan atau kesalahan perhitungan di KPU makanya dimaju ke Mahkamah Konstitusi untuk meluruskan bahwa Pak Prabowo lah yang menang karena itu tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, kecurangan dan kesalahan di KPU kalau itu," ucapnya.

Ia pun menjelaskan bila kondisi sebaliknya bila Prabowo kalah.

Menurutnya, bila ada pihak yang menganggap kekalahan Prabowo Subianto karena Demokrat, maka seharusnya tak perlu diadukan ke MK.

"Sebaliknya kalau memang kemudian Pak Prabowo memang kalah maka ya sekarang kalau begitu ya enggak perlu datang ke Mahkamah Konstitusi, kan kalau orang kalah ngapain pergi ke Mahkamah Konstitusi, kan kalahnya diangap sebagai karena SBY, AHY, Demokrat tidak mendukung sepenuhnya pastikan penyebabnya ini kan? Ya ngapain perlu ke Mahkamah Konstitusi."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved