Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah Soekarno, Mulai Perjalanan Hidup hingga Penghargaan Diraih Bung Karno

ayahnya mengganti nama Kusno menjadi Soekarno karena kondisinya sakit-sakitan pada usia sekitar 11 tahun.

Editor: Aldi Ponge
Net
Presiden Soekarno 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bangsa Indonesia baru saja memperingati hari lahir Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia (RI)  pada 06 Juni 2019, kemarin.

Saat hidup, Soekarno menjadi tokoh besar Bangsa Indonesia yang disegani dunia Internasional.

Soekarno bersama Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Keduanya dikenal sebagai Bapak Proklamator.

Perannya dalam masa pergerakan nasional membuat Belanda gusar.

Soekarno pun harus mengalami dipindah dari satu penjara ke penjara lainnya.

Baca: Meski Beda Agama, 4 Pasangan Artis Ini Tetap Kompak Rayakan Lebaran Bersama

Baca: Pertama Kali Puasa dan Lebaran, Yuk Intip 3 Artis Mualaf Ini

Baca: TERBARU Anggota TNI Mayor Inf Sulaiman Angkat Bicara soal Pensiun Dini: Jari Kami Sudah Bengkak

Baca: Foto-foto AHY dan Ibas Bersama Megawati, Pramono Anung: Silaturahim Membuka Komunikasi

Baca: Kondisi Terbaru Buton Sulawesi Tenggara, 87 Rumah Hangus 700 Warga Mengungsi

Baca: Konvoi 750 Ribu Fans Liverpool Mencengangkan. Begini Ekspresi Salah dan Klopp

Sikap kritis Soekarno membuat ia diasingkan ke berbeagai daerah.

Soekarno kecil terlahir dengan nama Kusno.

Kemudian, ayahnya mengganti nama Kusno menjadi Soekarno karena kondisinya sakit-sakitan pada usia sekitar 11 tahun.

Perjalanan Soekarno

Pada 1915, Soekarno masuk Hogere Burger School (HBS) di Surabaya.

Selama di Surabaya, ia menetap di rumah H.O.S Cokroaminoto. Di sini, wawasan dan jiwa kepemimpinannya menjadi terasah.

Di HBS, Soekarno aktif dalam organisasi Tri Koro Dharmo.

Pada Juli 1921, Soekarno lulus dari HBS dan melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Sipil. 

Saat kuliah, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Melalui PNI, suara dan pergerakan Soekarno tercium oleh Belanda dan dianggap radikal.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved