Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hampir Bersamaan Konferensi Pers: Ini Pesan Jokowi dan Prabowo

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, meminta para pendukungnya tidak melakukan aksi anarkistis

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Calon Presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto dan nomor urut 2 Joko Widodo bersalaman usai debat capres 2014 putaran ketiga, di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6/2014). Debat capres kali ini mengangkat tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, meminta para pendukungnya tidak melakukan aksi anarkistis dalam menyampaikan aspirasi penolakan hasil rekapitulasi suara Pilpres 2019.

Permintaan itu disampaikan Prabowo dalam jumpa pers di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (22/5) sore.

"Saya tegaskan kepada semua yang masih mau mendengar saya, para pendukung saya, sekali saya tegaskan hindari kekerasan fisik berlakulah sopan santun. Hormatilah pejabat pejabat penegak hukum dan jangan sekali-kali menggunakan kekerasan. Memang berat, saya memahami," ujar Prabowo.

Ia juga mengimbau semua pihak menahan diri agar tidak terjadi kekerasan fisik terkait aksi unjuk rasa penolakan hasil Pilpres 2019 yang berlangsung di depan kantor Bawaslu RI, Jakarta.

Baca: Skenario Martir Sniper Aksi 22 Mei: Begini Pejelasan Kapolri

"Saya mengimbau seluruh pihak, masyarakat yang menyampaikan aspirasinya, pihak kepolisian, pihak TNI, dan semua pihak untuk menahan diri, agar tidak melakukan kekerasan fisik," ujarnya.

Prabowo mengatakan, apapun yang terjadi, para pendukungnya harus menahan diri demi bangsa dan negara. Pesan sama disampaikan Prabowo untuk semua pihak agar menahan diri. Hindari kekerasan fisik maupun verbal.

"Termasuk kepada seluruh pejabat publik, pejabat kepolisian politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, netizen dan seluruh anak bangsa untuk menghindari kekerasan verbal pun yang dapat memprovokasi apalagi di bulan Ramadhan yang baik dan suci ini," ujarnya.

Pernyataan Prabowo Subianto disampaikan menyusul aksi unjuk rasa ribuan pendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di depan kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, sejak Selasa siang hingga Rabu malam kemarin. Aksi unjuk rasa yang semula damai berakhir pada kericuhan dan tindakan anarkis massa di sekitar kantor Bawaslu, Pasar Tanah Abang, dan Asrama Brimob di Jalan KS Tubun, Jati Baru, dan Slipi Jaya.

Dalam jumpa pers tersebut, Prabowo didampingi calon wakil presiden Sandiaga Uno dan elite parpol koalisi. Di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dan Ferry Juliantono, Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno, Marsekal Purnawirawan Imam Sufaat, dan lainnya.

Tak Ada Ruang untuk Perusuh

Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan tegas atas unjuk rasa penolakan hasil Pemilu 2019 di kantor Bawaslu RI Jakarta yang diwarnai ricuh dan tindakan anarkis sekelompok orang di tempat lain.

Jokowi mengatakan, dirinya membuka ruang kepada siapapun yang ingin berkerja sama membangun negara. Sebaliknya, Presiden menegaskan, pemerintahannya tak akan memberi ruang kepada siapapun yang akan menganggu keamanan nasional.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/5).

"Saya tidak memberikan toleransi kepada siapapun juga yang akan menganggu keamanan, menganggu proses demokrasi, menganggu persatuan negara yang amat kita cintai ini," kata Jokowi.

"Kita tidak akan memberikan ruang untuk perusuh-perusuh yang akan merusak negara kita. Tidak ada pilihan, TNI dan Polri akan menindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku," tambah Presiden.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved