Pendaftara CPNS & PPPK
Waspada! Pendaftaran CPNS atau PPPK Ada yang Rela Transfer Rp 150 Juta
Waspada penipuan dalam pendaftaran CPNS dan PPPK, ada korban yang sudah bayar Rp 150 juta.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kemenpan RB Mudzakir menegaskan, tak ada lembaga resmi pemerintah bernama LP5N.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Waspada penipuan dalam pendaftaran CPNS dan PPPK, ada korban yang sudah bayar Rp 150 juta.
Penipuan berkedok menjanjikan kelulusan pada rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK) masih saja ditemukan.
Kali ini, beredar sebuah surat mengatasnamakan Lembaga Pusat Pengendali Pengangkatan dan Pembelanjaan Pegawai Negara (LP5N), yang menyatakan peserta tes lolos verifikasi dan validasi sebagai CPNS mengisi formasi khusus tahun 2019.
Di Twitter, beberapa warganet menanyakan kebenaran informasi tersebut dengan mengunggah surat penipuan yang diterima.
Ini tangkapan layar (screenshot) dan narasinya:

"@BKNgoid min apa ada lembaga LP5N ini dan memang ada perekrutan pegawai seperti pada gambar? Mhon jwabannya biar jelas min...trimakasih," tulis salah satu akun.
Ada pula satu akun yang mengunggah surat panggilan pembekalan CPNS seperti berikut: "@BKNgoid min, tmnku dpt surat panggilan ky gini. Mengatasnamakan LP5N dgn alasan pembekalan calon pgawai negara. Ky'nya penipuan deh. Tlg tindah lanjutnya n ingetin yg lain jg ya min. Makasih," tulis akun lain.

Menanggapi hal ini, Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Kemenpan RB) Mudzakir menegaskan, tak ada lembaga resmi pemerintah bernama LP5N.
Menurut dia, jika ada surat atau informasi berasal dari LP5N, dapat dipastikan itu adalah palsu atau bohong.
"Tidak ada lembaga yang bernama LP5N. Jika ada yang mengatasnamakan sebagai pegawai LP5N, sudah pasti itu oknum yang mempunyai tujuan tertentu," kata Mudzakir kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2019) siang.
Mudzakir menuturkan, telah ada satu orang yang menjadi korban dengan mengirimkan uang ratusan juta rupiah.
"Yang lapor (tertipu) satu orang, tapi yang meminta info tentang LP5N ada empat orang," ujar dia.
Bahkan, satu korban penipuan itu sampai datang langsung ke Kemenpan RB.
Ia mengirimkan uang sebesar Rp 150 juta.