Kasus Pencurian Ayam
Dituduh Mencuri Ayam, Remaja 16 Tahun Tewas Diamuk Warga, Wajahnya Robek Kena Hantaman Batu
Tragis dialami oleh remaja bernama Fery (16) tahun. Dirinya tewas diamuk warga karena diduga mencuri ayam.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tragis dialami oleh remaja bernama Fery (16) tahun. Dirinya tewas diamuk warga karena diduga mencuri ayam.
Warga secara kejam menghakimi, hingga dirinya tak sadarkan diri.
Dikutip Tribun Manado dari Tribun Medan, Peristiwa ini berawal saat korban Feri dan rekannya Putra (17) diduga mencuri ayam di Rantau Selatan.
Warga yang merasa sudah sering mengalami kehilangan ayam, seketika beringas dan meluapkan emosi terhadap kedua tersangka.
Dalam video amatir yang beredar, bahkan terdengar suara ibu-ibu yang sampai memohon warga untuk menyudahi menganiaya kedua terduga pelaku.
Tak berselang lama Polres Labuhanbatu datang dan langsung membawa keduanya menggunakan mobil patroli. Saat itu kondisi korban sudah kritis akibat luka serius di bagian kepala dan sekujur tubuh.
Kendati demikian, mereka tetap menjalani pemeriksaan polisi.
Baca: Gagal Menjambret Pengendara Sepeda Motor, Dua Pemuda Babak Belur Diamuk Massa
Baca: Takut Diamuk Massa, Mantan Kades Serahkan Diri ke Polisi usai Ketahuan Cabuli Gadis Berumur 12 Tahun
Baca: Video Debt Collector Tewas Diamuk Massa Setelah Ketahuan Ambil Paksa Mobil di Jalanan
Berdasarkan informasi yang dihimpun, orang tua korban yang mengetahui peristiwa tersebut langsung datang ke kantor polisi untuk mengecek anaknya.
Saat itu kondisinya kian buruk karena lama berada di kantor polisi dan belum mendapat tindakan medis.
Namun ketika sang anak dalam penanganan medis, semuanya telah terlambat. Nyawa Feri tak dapat terselamatkan.
Ibu korban, Dewi mengaku sulit menerima kematian anaknya. Dia tak tahu pasti persoalan, namun mendengar jika anaknya disebut mencuri ayam.
Saat ini Dewi hanya berharap agar para pelaku penganiaya anaknya diproses sesuai aturan yang berlaku.
Keluarga akan menempuh jalur hukum atas aksi sadistis mereka yang menganiaya anaknya hingga meninggal.
“Saya bukannya tak rela Allah menjemput anak saya. Namun bukan dengan cara seperti ini. Ini namanya penyiksaan,” kata Dewi.
Diotopsi di RSUD Djasamen Saragih