Saat Gali Liang Lahat Makam Gaten Sleman, Warga Temukan Berlapis-lapis Batu Berukir
Sebuah pesan panjang muncul di layanan perpesanan telepon seluler Tribunjogja.com, Selasa (12/3/2019) siang
Saat Gali Liang Lahat Makam Gaten Sleman, Warga Temukan Berlapis-lapis Batu Berukir
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO- Sebuah pesan panjang muncul di layanan perpesanan telepon seluler Tribunjogja.com, Selasa (12/3/2019) siang. Di penggalan pesan itu ada informasi menarik, jika tak bisa dikatakan mengejutkan.
Intinya mengabarkan, sebuah kuburan di daerah Sumberejo, Tempel, Sleman, tak hanya dipakai memakamkan jenazah manusia. Area makam umum itu disebut mengandung begitu banyak artefak kuna.
Baca: Hubungan 8 Tahun dengan Irwan Mussry Kandas karena Maia Estianty? Ini Jawaban Desy Ratnasari
Baca: Lokasi Ledakan Bom Bunuh Diri hanya 300 M dari Pelabuhan yang akan Diresmikan Jokowi,Tonton Videonya
Baca: Kasus Kampanye Caleg Nasdem di Unima, Sanksinya Teguran Tertulis
“Konon di bawah area pemakaman (dan kemungkinan di bawah tanah desa) terkubur pusat kerajaan Mataram Hindu Kuno.” Demikian kutipan penggalan pesan tersebut.
Bagian lain pesan menyebutkan, pernah ada cerita orang menjual artefak dari kuburan itu, dan orang itu kini gila.

Pembeli artefak yang tinggal di Muntilan juga konon dikabarkan sakit, terus meninggal. Benarkah?
Tribunjogja.com bersama Prawirorejo, pegiat komunitas sejarah Kandang Kebo mendatangi lokasi yang disebutkan, dan ternyata area itu Makam Gaten Kring III.
Pemakaman itu terletak di perbatasan antara Dusun Sangularan, Tegal, dan Pisangan. Desanya Sambirejo, Tempel, Sleman.
Dari perempatan Tempel, lokasi ini berjarak sekitar dua kilometer ke arah Seyegan. Agus Sutopo, warga Dusun Pisangan mengakui, beberapa waktu lalu, dirinya bersama warga lain menggali liang lahat di blok makam untuk warga Tegal.
“Ada yang meninggal, kerabat warga Pisangan dari Semarang. Memang betul, saat itu kita menemukan banyak batu persegi dan ada ukirannya,” aku Agus Sutopo didampingi Pak Ngadi, warga Pisangan juga.
“Waktu itu kira-kira di kedalaman pas bagian perut, ketemu batu-batu bersusun rapi,” lanjutnya.

Warga saat itu menggali liang lahat berukuran 2,5 meter x sekitar 90 sentimeter. Di kedalaman itulah pada 28 Februari 2019, para penggali melihat batu-batu persegi disusun seperti pelataran atau lantai.
Mereka akhirnya mencongkeli batu-batu persegi yang memiliki takikan atau kuncian itu menggunakan linggis.
Tidak hanya satu lapis, begitu lapisan pertama diangkat, ada pelataran kedua yang mesti dibongkat dan diangkat.
“Sampai lapisan ketiga, baru kita berhenti. Kedalaman liang lahat sekitar 190 sentimeter. Di kedalaman itu lantainya masih susunan batu. Kita tidak tahu seberapa dalam ada batuan persegi itu,” timpal Pak Ngadi.