Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ketika TNI Dicurigai soal Dwifungsi, Tentara Bertaruh Nyawa Hadapi KKB di Papua, 3 Prajurit Gugur

Prajurit TNI bertaruh nyawa menghadapi aksi teror yang ditebar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Editor: Aldi Ponge
Kodam Cendrawasih/istimewa
Saat TNI Dicurigai soal Dwifungsi, TNI Bertaruh Nyawa Hadapi KKB, 3 Prajurit Gugur, Kronologinya. Evakuasi jasad Praka Nasruddin yang gugur dalam kontak senjata melawan KKB di Mapenduma, Nduga, Senin (28/1/2019) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan penangkapan akademisi Universitas Negeri Jakarta yang juga aktivis Robertus Robet ditangkap polisi pada Kamis (7/3/2019) dini hari atas dugaan pelanggaran UU ITE.

Prajurit TNI bertaruh nyawa menghadapi aksi teror yang ditebar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Robet ditangkap atas dugaan tindak pidana penghinaan terhadap penguasa atau badan umum yang ada di Indonesia.

Penangkapan Robet berawal dari viralnya video orasi yang disampaikannya saat aksi Kamisan pada 28 Februari 2019.

Penangkapan Robertus Robet memicu reaksi dari organisasi dan pegiat demokrasi mendukung tersangka Robertus Robet.

Akhirnya tersangka Robertus Robet meminta maaf.

Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet menyampaikan klarifikasi atas nyanyiannya dalam Aksi Kamisan pada 28 Februari 2019 mengenai dwifungsi ABRI.

Ia menyebutkan, telah menjelaskan asal-usul lagu tersebut sebagai pengantar orasi.

Namun, pengantar itu tidak terekam dalam video orasinya yang beredar.

"Lagu itu dimaksudkan sebagai kritik saya terhadap ABRI di masa lampau, bukan terhadap TNI di masa kini," kata Robertus Robet dalam video klarifikasi.

"Sekali lagi saya ulangi bahwa lagu itu dimaksudkan sebagai kritik saya terhadap ABRI di masa lampau, bukan terhadap TNI di masa kini, apalagi dimaksudkan untuk menghina profesi dan organisasi institusi TNI," lanjut dia.

Sebagai dosen, Robertus Robet mengaku tahu persis upaya-upaya reformasi yang sudah dilakukan oleh TNI.

Dalam banyak hal, ia justru memuji dan memberikan apresiasi upaya-upaya reformasi yang dilakukan oleh TNI yang lebih maju dibandingkan dengan yang lain.

Robertus Robet meminta maaf atas nyanyiannya yang menimbulkan kesalahapahaman.

"Semoga, dengan penjelasan saya ini, saya bisa menjernihkan berbagai macam reaksi. Namun demikian, apabila ada yang menganggap itu merupakan suatu kesalahan yang menimbulkan kesalahpahaman saya mohon maaf," kata Robet.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved