Masih Banyak Mayat di Lubang PETI Bakan: Kifly Selamatkan 4 Saudaranya
Tragedi longsor area pertambangan emas tanpa izin (PETI) Goa Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK – Tragedi longsor area pertambangan emas tanpa izin (PETI) Goa Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow diperkirakan menelan 38 korban meninggal dan luka.
Data resmi dari Basarnas, BPBD Bolmong, TNI dan Polri ada 28 orang, 9 meninggal dunia dan 19 selamat hingga hari keempat pasca kejadian longsor Selasa (26/2/2019). Bila ditambahkan dari keterangan warga yang ikut evakuasi, masih ada kurang lebih 10 jenazah di dalam lubang PETI yang belum terevakuasi.
Banyak cerita dari mulai peristiwa hingga proses evakuasi. Seperti dikisahkan Kifly (29), warga Desa Mopusi, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong kepada tribunmanado.co.id, Jumat (1/3/2019).
Kifly mengaku masuk ke lubang PETI. Ia bersama Tim SAR menerobos longsor dan berada di lubang pada Kamis (28/2/2019) dari pukul 16.00 hingga 19.00 Wita.
Dia mengatakan, selama tiga jam berada dalam lubang untuk mencari keluarga yang tertimbun longsor. "Saya masuk ke lubang itu pada Rabu mulai pukul 16.00 dan keluar pukul 19.00. Saya ikut membantu mengevakuasi keluarga saya di dalam. Sampai saat ini ada empat orang keluarga saya yang selamat dan ada satu yang meninggal dunia, namun sampai sekarang belum bisa dievakuasi dari dalam lubang," ujar Kifly.
Kifly mengatakan, dia sudah mulai mencium bau amis dari dalam lubang. "Saya melihat memang sudah banyak sekali mayat di dalam lubang. Secara kasat mata sekitar 10 mayat," kata dia.
Kifly mengaku tak rela dan tak sanggup melihat keadaan mayat di dalam. "Posisi mayat sudah saling menumpuk. Ada yang sudah hancur. Ada yang telungkup, ada yang tersandar di batu. Ada yang terjepit batu. Suasana di dalam sudah sangat memprihatinkan. Baunya sangat menyengat," kata dia. Kifly mengatakan, sampai Kamis, sudah tidak ada suara minta tolong dari dalam lubang tambang.
Humas Basarnas Manado, Ferry Aryanto mengatakan, kalau dari tim Basarnas belum melihat adanya jenazah di dalam lubang PETI. “Iya silahkan (warga yang melihat mayat). (Dari Basarnas) Belum ada (mayat) yang kelihatan,” tulis Ferry pada pesan WhatsApp ketika dikonfirmasi tribunmanado.co.id, tadi malam.
Tak kalah haru cerita Amrin Simbala. Warga Desa Bilalang, Kecamatan Kotamobagu Utara, Kotamobagu ini satu di antara keluarga korban yang berharap anaknya, Kadri Simbala (39) bisa selamat.
Amrin mengatakan, sejak Rabu, ia mencoba masuk lubang tambang yang tertimbun, namun tidak bisa. Hari itu, dia mendengar ada suara dari balik reruntuhan yang berteriak minta air. Dari suaranya, Amrin yakin itu Kadri, anaknya yang tertimbun longsor.
"Saya terakhir berkomunikasi di lubang tambang dengan Kadri. Ia meminta saya untuk diselamatkan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Walaupun usia Amrin tak muda lagi, ia berusaha menerobos lokasi kejadian yang sangat ekstrem. Mengetahui anaknya masih hidup, Amrin sempat mendesak Tim SAR dan Kapolres Kotamobagu bersama warga untuk memaksimalkan upaya evakuasi, agar anaknya secepatnya bisa diselamatkan.
Sayangnya, pencarian tidak memungkinkan lagi dilakukan dengan menggunakan peralatan manual sebab kondisi bebatuan di dalam lubang yang labil. Reruntuhan sangat berisiko dan membahayakan jiwa tim.
Kamis pagi, Amrin kembali nekat masuk. "Saya coba panggil. Tapi tidak ada lagi suara," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata, hari ini juga akan ke lokasi untuk mencari informasi tentang putranya yang sudah menikah dan memiliki 2 orang anak ini. "Saya berharap mereka bisa ditemukan walaupun menggunakan alat berat saat evakuasi," kata Amrin.
Hingga Jumat pukul 15.35, informasi dari Sangadi Bakan Hasanuddin Mokodompit, bahwa alat berat masih membuka akses menuju lokasi kejadian. Ia mengatakan, tim gabungan masih di lokasi untuk mensterilisasi lokasi dari warga yang masih berusaha naik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/alat-berat-jrbm-di-lokasi-tambang-peti-bakan.jpg)