Mayat Tanpa Busana di Bolsel
Kematian Fidyawati Bonde Masih Misteri, Tetangga Ungkap Kejanggalan Penemuan Mayat Tanpa Busana
Penyebab kematian Fidyawati Bonde (13) warga Desa Kombot, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
Penulis: | Editor: Aldi Ponge
Liputan Wartawan Tribun Manado, Felix Tendeken
TRIBUNMANADO.CO.ID - Penyebab kematian Fidyawati Bonde (13) warga Desa Kombot, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang mayatnya ditemukan tanpa busana di perkebunan cengkeh masih misteri.
Dadang Utiah, tetangga korban menduga kematian Fidya dilakukan secara berencana.
Hal tersebut bukan tidak ada sebab, selain ditemukan dalam kondisi telanjang ada beberapa kejanggalan yang ditemukan saat menemukan korban di bawah rumpun bambu.
"Pertama kami menemukan celana dalam di gubuk dan kondisinya acak-acakan, kemudian topi dan baju terpisah. Yang lebih mengherankan kami menemukan ada tali melingkar di lehernya," ucapnya, Rabu (6/2/2019).
Kemudian kata dia, jarak gubuk dengan posisi ditemukannya jasad sejauh 40 meter ditambah lagi ada tetesan darah yang menjadi jejak sehingga korban ditemukan.
"Melihat situasi di TKP (Tempat Kejadian Perkara), kami curiga korban diseret dari sabua ke posisi jasad korban," kata Dadang.

Kronologi
Mayat Fidyawati Bonde (13) gadis asal Dusun V Desa Kombot, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) ditemukan pertama kali oleh Saad Paputungan, warga setempat, pada Selasa (5/2/2019)
Korban meninggalkan rumah di Dusun V Desa Kombot pada Minggu (3/2/2019) sekitar pukul 21.00 Wita.
Korban sempat terlihat pada pukul 21.30 Wita di Dusun I Desa Kombot. Namun, hingga larut malam korban belum pulang ke rumah.
Keluarga korban terus mencarinya hingga Senin malam. Namun, korban ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan pada Selasa pagi.
Korban diduga dibunuh lalu diperkosa.
Saad Paputungan menemukan jasad Fidyawati Bonde di perkebunan cengkih.
"Setelah sampai ke kebun saya melihat gubuk di kebun sudah berantakan dan menemukan celana dalam milik perempuan," ungkap Saad Paputungan