Soal Bocah 4 Tahun yang Meninggal Akibat DBD, Ibunya Bantah Bila Ditolak Rumah Sakit
Feiby Mailangkay, ibunda dari Priscilia Padang, membantah kabar jika anaknya ditolak masuk RS Advent Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Soal Bocah 4 Tahun yang Meninggal Akibat DBD, Ibunya Bantah Bila Ditolak Rumah Sakit
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Feiby Mailangkay, ibunda dari Priscilia Padang, bocah perempuan berusia 4 tahun yang meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) membantah kabar jika anaknya ditolak masuk RS Advent Manado, Sulawesi Utara.
"Waktu itu kamar memang full," kata dia kepada TribunManado.co.id, Rabu (23/01/2019) di rumah duka beralamat kelurahan Teling Bawah, Manado.
Sebut Feiby, awalnya sang anak mengalami panas tinggi.
Baca: Kominfo Bolsel Segera Tempati Kantor Baru
Sempat dibawa ke dokter, pada Jumat pekan lalu, langsung dibawa ke RS Advent.
"Dokter katakan anak saya harus inap tapi tidak ada kamar, kami dianjurkan cari rumah sakit lain dan diberi obat, " kata dia.
Senin, sang anak kembali panas tinggi.
Baca: Sudutkan Prabowo-Sandi, Tim BPN Laporkan Tabloid Indonesia Barokah ke Kepolisian
Kemudian dibawa kembali ke RS Advent dan ternyata RS itu masih full.
Lantas, ia bercerita, sang anak dibawa ke RSUP Prof dr RD Kandou, Malalayang, Manado.
"Dokter telah berusaha maksimal namun Tuhan berkehendak lain, " kata dia.
Baca: Liga Italia - Link Live Streaming Chievo vs Fiorentina, Minggu 27 Januari 2019, Pukul 19.30 Wita
Ia mengaku tidak mempermasalahkan kematian anaknya.
"Ini sudah kehendak Tuhan, kami berterima kasih pihak rumah sakit sudah merawat anak kami," kata dia.
Apply Manueke, Humas RSUP Prof dr RD Kandou mengatakan, pihaknya tidak pernah menolak pasien.
Baca: Anak Dokter Juga Jadi Korban, Teror DBD di Manado
Hanya diakuinya RS dalam keadaan full.
"RS dalam keadaan full, seluruh tempat tidur terpakai, namun kami tetap menangani namun tanpa rawat inap," kata dia.