Manado Disebut Kota Terkotor oleh KLH, Denny Tewu Bagi Tips Selesaikan Masalah Sampah
Sampah masih menjadi persoalan di Kota Manado. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bahkan sampai memberi predikat Manado satu antara kota terkotor
Penulis: Ryo_Noor | Editor: David_Kusuma
Manado Disebut Kota Terkotor oleh KLH, Denny Tewu Bagi Tips Selesaikan Masalah Sampah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sampah masih menjadi persoalan di Kota Manado. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bahkan sampai memberi predikat Manado satu antara kota terkotor 2017-2018
Denny Tewu, Calon Anggota DPD RI nomor urut 34 menyampaikan, masalah kebersihan ini marilah jadi tanggungjawab bersama, motor penggeraknya tentu saja pemerintah.
"Masalah sampah yang selama ini menjadi isu sentral di kota-kota besar. Seharusnya menanganinya tidak hanya mengurai masalah namun juga mencari dan memberi solusi konkrit mengenai sampah," ungkap dia.
Ketua Umum Rukun Keluarga Besar Tewu/Tewuh ini memahami soal anggaran adalah menjadi hal pokok dalam penyelesaian masalah ini.
Baca: Manado Masuk Kota Kotor oleh KLHK, Mor: Bukan Kotanya yang Kotor, Tapi TPA-nya Penuh
Baca: Micler Lakat Katakan Kalau Manado Kotor Turis Tak Mau Datang

Pemda dapat mengalokasikan dana tersebut dengan membangun tempat-tempat pengolahan sampah menjadi bermanfaat.
"Sebagai contoh pembelian mesin penghancur sampah menjadi bahan pupuk, mesin pengolah sampah plastik menjadi bahan baku produksi," kata dia.
Ia menyampaikan, masih banyak terobosan lain yang tentu bisa dikelola pemerintah melalui BUMD, ataupun kerja sama dengan swasta.
Sepanjang pengetahuannya, sampah-sampah di masing-masing lingkungan sudah mulai diklasifikasikan berdasarkan lingkungannya sendiri dengan dibangunnya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu yang berdiri di tiap kecamatan.
Gunanya adalah mengurai dan memilah. Sampah berdasarkan kategorinya yang kemudian dimanfaatkan dan sisanya dibawa menuju TPA.
Selain itu ia melihat program terkait sosialisasi pemerintah sadar akan sampah masih sangat kurang sehingga masyarakat masih banyak yang kurang dalam berpartisipasi ikut membersihkan kota.
Ditambah dengan fasilitas pembuangan sampah yang minim baik di daerah kota, tempat publik, daerah pinggiran kota. Karena itu, kesadaran dan edukasi berkelanjutan itu penting selalu dibangun. (ryo)