Sulut Maju
Pemerintahan ODSK Masuk Tahun ke-4, Eceng Gondok Danau Tondano Belum Tuntas, Ini Kata Gubernur Sulut
Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor
TRIBUNMANADO. CO. ID, MANADO - Pemerintahan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw akan memasuki tahun ke 4.
Satu di antara pekerjaan rumah yang masih belum tuntas yakni membersihkan Danau Tondano dari tanaman eceng gondok sekaligus mengatasi masalah pendangkalan danau.
Gubernur Sulut, Olly Dondokambey tak lupa, membersihkan eceng gondok merupakan janji kampanyenya waktu pemilihan gubernur
Tahun ke 4 pemerintahannya memang sudah diatur waktu untuk fokus penanganan eceng gondok dn lumpur Danau Tondano. Ia mengaku sudah punya solusi
Baca: Daftar 5 Mega Proyek Ambisius ODSK Setelah Tol Manado-Bitung: Bangun Lagi Dua Tol Baru
"Tahun depan kita mulai bersihkan eceng gondok pakai amfibi, " kata dia kepada tribunmando. co. id, Sabtu (5/1/2019).
Ampfibi dimaksud Gubernur Olly, yakni unit amfibi untuk meletakkan eskavator.
Amfibi dan ekskavator ini akan mengeruk eceng gondok sekaligus dengan lumpur
"Ternyata bukan cuma eceng gondok , tapi pece (lumpur) makanya mesti pakai eskavator," ujar dia.
Ada dua unit amfibi dan eksavator yang siap, eskavator sudah ada tinggal, unit amfibi.
Baca: 5 Mega Proyek Infrastruktur Pemerintahan ODSK yang Masih Harus Dipacu 2019

Teknisnya, Olly menjelaskan eskavator akan bekerja di atas amfibi, lalu lumpur dan eceng gondok akan ditampung dan dibawa ke tepi danau dengan alat pengangkut.
Eceng gondok akan dibuat pupuk, pemerintah sudah menyiapkan fasilitss pengolah ecdng gondok jadi pupuk.
Sedangkan lumpur akan ditamlung di tanah kosong dekat danau
"Tanah siapa di pinggir danau nanti dipakai? " ujar Olly bergurau.
Gubernur mengatakan, eceng gondok dan lumpur menyebabkan pendangkalan danau sehingga harus diatasi.
"Danau Tondano ini kita siapkan jadi pusat pariwisata di Sulut," ujar Gubernur.
Baca: Pertamina Turunkan Harga BBM saat Tengah Malam, Ini Daftar Harganya di Sulut
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Steve Kepel menjelaskan, saat ini unit eskavator sudah tersedia, tahun depan tinggal melengkapi dengan unit ampibi.
"Penanganan eceng gondok terus kita lakukan sesuai program pak gubernur dan wakil gubernur," kata dia.
Fransiskus Timah Kepala Bina Teknis Dinas PUPR mengatakan, Pemerintah harus menguras kocek Rp 8 miliar untuk pengadaan unit ampibi tersebut.
"Harga 1 unit Rp 4 miliar, dua ini jadi sekitar Rp 8 miliar," ungkap dia.
Eskavator nanti akan bekerja di atas ampibi, kemudian mengangkut eceng gondok dan lumpur ke atas alat bernama truxor.
Lanjut Frans, kemudian eceng gondok ini akan dibawa ke satu lokasi untuk ditampung.
Sudah ada alat pengolah juga disiapkan Dinas Lingkungan Hidup, semua untuk dibuat pupuk organik. (ryo)
TONTON JUGA: