Irina E Rumah Sakit Prof dr RD Kandou Padat, DBD Belum Jadi KLB di Sulawesi Utara
Irina E Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou, Malalayang, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tampak padat, Kamis (3/1/2019)
Penulis: Alexander Pattyranie | Editor: David_Kusuma
Irina E Rumah Sakit Prof dr RD Kandou Padat, DBD Belum Jadi KLB di Sulut
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Irina E Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou, Malalayang, Manado, Sulawesi Utara (Sulut) tampak padat, Kamis (3/1/2019)
Irina E merupakan bagian khusus rawat inap untuk pasien anak. Pantauan tribunmanado.co.id, Kamis (03/01/2019), banyak keluarga pasien yang tampak sedang duduk dan makan makanan yang dibawa di teras bangunan Irina E.
Sementara, banyak wilayah di Sulut terserang penyakit demam berdarah.
Menurut Plt Kasubbag Hukum Organisasi dan Hubungan Masyarakat (Hukormas) John Robert Tuwaidan ST MSi, membludaknya jumlah pasien di Irina E tak didominasi demam berdarah.
"Memang banyak yang keluhkan soal demam berdarah. Tapi di Sulut belum dikategorikan sebagai KLB (kejadian luar biasa)," ujar dia.
Baca: Cegah DBD Awal Tahun, Pemkot Fogging Pekuburan dan Sekolah
Baca: Pasien DBD Juga Masuk Tanggungan BPJS Kesehatan
Pasalnya, lanjut Robert, banyak warga yang tak melalui prosedur yang benar.
Misalnya warga yang anaknya hanya sakit flu namun karena dekat dengan RSUP Prof dr RD Kandou, langsung dilarikan ke RSUP Prof dr RD Kandou.
Padahal seharusnya ke puskesmas dahulu. "Pada prinsipnya, kami juga tak bisa menolak pasien," tegas dia.
Sekadar diketahui, RSUP Prof dr RD Kandou sudah terakreditasi internasional dan menjadi salah satu rumah sakit rujukan nasional.
Sementara, jumlah pasien di Irina E tak selalu membludak setiap hari di sepanjang tahun, melainkan hanya pada waktu tertentu. (Tribun Manado/Alexander Pattyranie)