Naikkan Harga Roti, Presiden Sudan Terancam Digulingkan Rakyatnya
AFP mewartakan jika 8 orang demonstran warga Sudan meregang nyawa setelah ikut protes kenaikan harga roti.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beruntunglah kita hidup di Indonesia!
Walau banyak yang mengeluh mengenai ini-itu, setidaknya di negeri ini bahan pangan masih bisa dijangkau oleh masyarakatnya.
Namun tidak bagi warga negara Sudan, Afrika.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/12/2018) AFP mewartakan jika 8 orang demonstran warga Sudan meninggal setelah ikut protes kenaikan harga roti.
Kenaikan harga roti ini mungkin terlihat sepele di mata dunia internasional, yakni dari 1 pound (Rp 304 perak) menjadi 3 pound (Rp 912 perak).
Bayangkan saja di Indonesia untuk gunakan toilet umum dikenakan bayar Rp 2 ribu.
Demonstrasi besar lantas melanda Sudan usai penetapan harga baru roti.
Protes bahkan menyebar sampai ibu kota Khartoum di mana polisi huru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa.
Baca: Benarkah Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883 Jadi Kunci Jawaban Tenggelamnya Atlantis Misterius
Baca: Sumatera Barat 2 Kali Diguncang Gempa dalam Waktu Semalam
Dari 8 orang demonstran yang tewas ada seorang mahasiswa yang ikut demo di Al-Qadarif.
"Situasi di Al-Qadarif di luar kendali dan mahasiswa bernama Moayed Ahmad Mahmoud terbunuh," kata anggota parlemen Mubarak al-Nur.
"Pihak berwenang mohon untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran, yang diminta untuk secara damai menggunakan hak mereka (untuk protes)," imbuhnya.
Meski begitu polisi tetap melakukan tindakan pembubaran menggunakan kekerasan.
Massa juga sebelumnya membakar markas Partai Kongres Nasional (NCP) milik presiden Omar al-Bashir.
Ada juga kantor cabang NCP di dua tempat berbeda juga kena amuk massa.
"Mereka bahkan melempar batu ke bank-bank dan menghancurkan mobil," kata warga di Al-Qadarif, Tayep Omar Bashir.