Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Karena Alasan Lingkungan Konsumsi Alpukat di Inggris Dibatasi

Tak bisa dipungkiri, alpukat termasuk buah yang bercita rasa lezat dan bernutrisi tinggi.

Editor: Siti Nurjanah
Foto Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID  - Tak bisa dipungkiri, alpukat termasuk buah yang bercita rasa lezat dan bernutrisi tinggi.

Dalam buah alpukat terdapat kandungan vitamin C, E, K, asam folat, serta potasium.

Buah ini juga mengandung lemak sehat dan serat. Dalam 100 gram buah alpukat, terdapat sekitar 160 kalori dan dianggap sebagai sumber lemak yang sangat tinggi.

Namun tak banyak yang tahu, kandungan lemak tersebut menyehatkan untuk mengurangi peradangan dan menurunkan risiko penyakit jantung.

Tak hanya itu, mengonsumsi alpukat adalah cara lezat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat.

Alpukat mengandung vitamin dan mineral, termasuk vitamin E, magnesium, vitamin C, folat, dan seng.

Selain itu, alpukat juga kaya akan sterol yaitu senyawa yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dengan menghalangi penyerapan ke dalam aliran darah.

Namun bagi penyuka Alpukat mungkin harus sedikit kecewa ketika berjalan-jalan ke Inggris. Pasalnya, sejumlah restoran di negeri Ratu Elizabeth itu mencoret alpukat dari daftar menunya.

Dilansir Reuters, Rabu (5/12/2018), alasan alpukat dihilangkan dari daftar menu terkait dengan permasalahan lingkungan.

Padahal olahan alpukat, roti panggang serta hidangan dengan hiasan cantik tengah populer di kalangan anak muda di Inggris.

Sejumlah restoran di Inggris mengklaim tumbuhan alpukat merugikan petani dan lahan di tempatnya tumbuh seperti di daerah Amerika Selatan.

"Obsesi dunia barat dengan alpukat telah menempatkan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada petani alpukat," tulis sebuah restoran di Inggris yang bernama Wild Strawberry Cafe di akun Instagram.

"Hutan menjadi terancam untuk membuka jalan bagi perkebunan alpukat. Pertanian intensif dalam skala ini berkontribusi pada emisi rumah kaca dan memberi tekanan pada pasokan air setempat," tambahnya.

Pernyataan itu direspons beragam. Sebagian meminta agar restoran juga melarang bahan-bahan seperti daging dan almond.

Sementara tak sedikit yang menilai pernyataan tersebut adalah bagian dari teknik pemasaran saja.

Sumber: Nakita
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved