Berita di Nusa Utara
Pekerja Tambang di Papua Bawa HIV/AIDS di Kepulauan, Tak Ada Fasilitas Pemeriksaan di Nusa Utara
Pekerja Tambang di Papua Bawa HIV/AIDS di Kepulauan, Tak Ada Fasilitas Pemeriksaan di Nusa Utara
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
Pekerja Tambang di Papua Bawa HIV/AIDS di Kepulauan, Tak Ada Fasilitas Pemeriksaan di Nusa Utara
TRIBUNMANADO.CO.ID - Human Immunodeficieny Virus (HIV) makin mengganas di Sulawesi Utara (Sulut) main bertambah.
Tak hanya di perkotaan, penyakit mematikan ini juga tumbuh pesat di wilayah kepulauan.
Data yang diperoleh Tribun Manado dari Dinas Kesehatan Sulut, hingga Mei 2018, penderita HIV/AIDS di tiga kabupaten Kapulauan yakni Sangihe, Sitaro dan Talaud mencapai 134.
Baca: Bocah 8 Bulan Asal Sangihe Terinfeksi HIV, Ini 16 Gejala Kemungkinan Terkena HIV/AIDS
Rinciannya, di Sangihe ada 14 penderita HIV dan 51 penderita AIDS, di Sitaro 4 HIV dan 24 AIDS, sementara di Talaud 9 HIV dan 32 AIDS.
Total jumlah penderita HIV di Sulut yang terdata tahun ini berjumlah 2.444 orang terdiri 1.542 pria dan 902 perempuan.
83 Balita di Sulut terinfeksi HIV/AIDS. 34 anak dengan umur di bawah 1 tahun terkena virus mematikan ini.
Sedang penderita HIV dengan rentang umur 1 hingga 4 tahun berjumlah 49 orang.
Baca: Bocah 8 Bulan asal Sangihe Terinfeksi HIV, Ini Perbedaan HIV dan AIDS
Berarti jumlah penderita HIV balita mencapai 3 persen.
Sayangnya belum ada fasilitas tes HIV/AIDS di kepulauan.
Hal itu menyebabkan warga harus ke Manado untuk menjalani tes HIV/AIDS.

Pengelola Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Manado Joni Wuisan menyatakan, warga kepulauan harus tes HIV/AIDS di Manado.
"Di sana alatnya belum tersedia," kata dia.
Menurut Wuisan, sekiranya alat itu tersedia, ia meyakini jumlah penderita HIV/AIDS di kepulauan akan makin tinggi.
Baca: Bocah 8 Bulan asal Sangihe Terinfeksi HIV, Sulut Ada 2.444 Penderita, 83 di Antaranya Balita
Ia menengarai tingginya HIV/AIDS di kepulauan dikarenakan banyaknya penambang asal daerah itu yang bekerja di Papua.