Sulut Maju

Steven Kandouw Minta Pejabat Pemprov Sulut Punya Solusi Harga Kopra Anjlok

TRIBUNMANADO/RYO NOOR
Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw memimpin rapat 

Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw menuntut pejabat tinggi pratama atau eselon II Pemprov Sulut punya inovasi untuk mengatasi masalah harga kopra anjlok.

Itu ia sampaikan saat rapat bersama dengan pejabat perangkat daerah di ruang rapat Wagub , Kantor Gubernur Sulut, Senin (3/12/2018).

Hadir dalam rapat itu, Asisten II Muhamad Mokoginta, Kadis Perkebunan Refly Ngantung, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Hanny Wajong, Karo Perekonomian Franky Manumpil dan Staf Ahli Farly Kotambunan.

Wagub langsung meminta para peserta rapat menyampaikan buah pikirannya terkait solusi anjlok harga kopra.

Refly Ngantung menyampaikan, terkait solusi jangka panjang.

Baca: Harga Kopra Dunia Rp 8.854 per Kilogram, Wagub Steven Kandouw Beber Penyebabnya Turun

Perlu dibuatkan semacam korporasi di tingkat petani, tujuannya untuk memutuskan mata rantai penjualan kopra.

"Dari korporasi ini kemudian kopra langsung ke pabrik," ujar dia.

Kenyataan di lapangan rantai penjualan kopra terlampau panjang, dari petani ke pengumpul tingkat desa, kemudian lanjut pengumpul tingkat kecamatan, kota/kabupaten baru ke pabrik

"Tiap tingkatan ambil untung, di petani yang kelola tak rasakan hasil maksimal," ujar dia.

Franky Manumpil mengusulkan, pemerintah berinisiatif membangun industri kelapa.

Produk yang ditonjolkan minyak kelapa.

Baca: 11 Posisi Eselon II Pemkot Manado akan Terisi Desember Ini

Steven Kandouw
Steven Kandouw (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)

Sebenarnya, pemerintah sudah mencoba membangun home industri minyak kelapa dengan bantuan mesin.

Itu saat harga kopra anjlok, tapi saat harga kopra membaik industri ini ditinggalkan.

Belakangan mencoba lagi memberi bantuan ke petani dengan mesin yang sama.

Selain itu, industri kelapa bisa juga terwujud dengan investasi

Farly Kotambunan mengusulkan, agar petani jangan terfokus hanya ke kopra saja, sebenarnya kelapa punya potensi lain semisal arang tempurung dan sabut kelapa.

Selain itu, di sela-sela perkebunan kelapa bisa ditanami komoditi holtikultura.

Baca: Yance Tompunu Ditemukan Meninggal Dunia Setelah Panen Padi di Perkebunan Desa Winorangian Tombatu

Farly juga mengusulkan, selain kelapa bisa juga dikelola buah semisal pisang

"Bisa dibuat kripik," ungkap dia

Muhamad Mokoginta dalam rapat itu tak mengulas soal solusi tapi sebatas melaporkan perkembangan demonstrasi pekan lalu oleh mahasiswa.

Ia menyampaikan, mahasiswa memberi deadline agar pemerintah bisa mengatasi harga kopra sebelum 10 Desember 2018.

TONTON JUGA: