Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kelola Sabut Kelapa, Pemkab Minsel Bakal Gandeng Unsrat

Ribuan petani kelapa di Sulawesi Utara sangat berharap pemerintah bisa turun tangan agar harga kopra kembali stabil supaya mereka bisa sejahtera

Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Aldi Ponge
Facebook
Bupati Minsel Doktor Christiany Eugenia Paruntu menunjukan hasil sabut kelapa 

Laporan Wartawan Tribun Manado Andrew Alexander Pattymahu

TRIBUNMANADO.CO.ID,AMURANG - Harga kopra saat ini sedang mengalami penurunan drastis di pasaran.

Ribuan petani kelapa di Sulawesi Utara sangat berharap pemerintah bisa turun tangan agar harga kopra kembali stabil supaya mereka bisa sejahtera kembali.

Namun, banyak pengamat berpendapat bahwa harga kopra ditentukan pasar dunia Rotterdam Belanda.

Turunnya harga kopra salah satunya penyebabnya yakni kurangnya permintaan Crude Palm Oil (CPO) dari sejumlah negara di dunia.

Baca: Pabrik Vodka Beroperasi, Petani Cap Tikus Akan Dibantu Pemkab Minsel

Menanggapi harga kopra yang turun drasti, Bupati Minsel Doktor Christiany Eugenia Paruntu yang beberapa waktu lalu diangkat menjadi Duta Kelapa Nasional, langsung mencari jalan keluar agar petani tidak meratapi nasib komoditi tersebut.

Bupati Minahasa Selatan ini langsung bertemu dengan Presiden Direktur Rekadaya Multiadiprima Farri Aditya guna membahas tentang inovasi sabut kelapa sebagai komoditi yang baru.

"Saya membicarakan agar petani mendapat jalan keluar di tengah harga kopra yang kurang baik. Selama ini kita menganggap sabut kelapa hanya sampah atau limvah dari kelapa, tapi dibalik itu ternyata bisa dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai ekonomi bagi petani," kata Bupati Minsel beberapa waktu lalu.

Baca: Jadi Petani Cap Tikus, Pria 43 Tahun di Minsel Ini Mampu Hidupi Keluarganya

Ditambahkannya pertemhan dengan Presiden Direktur Rekadaya Multiadiprima Farri Aditya agar sabut kelapa dikelolah dengan baik oleh petani di.Minsel.

Dalam waktu dekat ini pemerintah akan mensosialisasikan hasil pertemuan tersebut.

Kadis Pertanian dan Perkebunan Minsel Franky Pasla menuturkan bahwa pemanfaatan sabut kelapa sudah dibicarakan dengan Kementrian Riset dan Teknologi (Kementrian) RI di Jakarta.

Pemkab Minsel akan bekerjasama juga dengan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado.

Sabut kelapa banyak manfaatnya diantaranya bisa membuat foam atau busa untuk kursi dan untuk bahan baku meubel dan lainnya.

"Ke depan petani kelapa tidak lagi akan bergantung kepada hasil kopra," kata Pasla, Selasa (27/11/2018).

Sementara itu petani kelapa di Kelurahan Ranomea, Kecamatan Amurang, Dolvie Mangindaan menyambut baik rencana Pemkab Minsel. Kata dia, petani punya produk alternatif lain selain kopra.

"Semoga saja rencana ini bisa terwujud, agar petani seperti saya bisa meneruskan harapan. Karena harga kopra anjlok, saya saat ini memanfaatkan tanaman jagung," pungkas dia.

TONTON JUGA:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved