Cerita Mantan Pedagang Borobudur, Pernah Ada Orang Rambutnya Putih Lari Sambil Teriak Air-air
Dulunya, cerita Siti, ia pedagang di dalam komplek Borobudur dengan penghasilan kotor Rp 25.000.
TRIBUNMANADO.CO.ID – Sambil menopangkan kedua tangan pada meja kayu, Siti Wadzikah, 70 tahun, warga Bumi Segoro Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menawarkan air minum bagi para pelari yang melintas cepat di hadapannya.
Para pelari ini tengah mengikuti half marathon, salah satu nomor dari Borobudur Marathon 2018.
Lintasaan half marathon melewati Bumi Segoro.
Mereka berlari dalam diam.
Yang terdengar hanya langkah kaki ringan mereka.
Bumi Segoro sepi sekitar pukul 06.00 WIB, meski warga keluar rumah untuk menonton para pelari yang melintas.
Suara Siti masih bisa terdengar meski lirih. Namun karena sepi, ucapannya terdengar cukup baik oleh para pelari.
“Mari minum dulu, mari,” kata Siti pada tiap pelari yang lewat, Minggu (18/11/2018).
Tidak sedikit pelari yang membalas dengan senyum lantas mengangguk.
Banyak juga yang mau mampir, mengambil segelas air itu, lantas beranjak pergi setelah mengucap terima kasih.
Inilah salah satu aktivitas warga yang ikut berpartisipasi menyambut gembira kehadiran para pelari dalam perhelatan besar Borobudur Marathon 2018.
Ajang lomba lari ini terselenggara dari kerja sama Harian Kompas, Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Lomba lari jarak jauh itu terbagi 3 nomor, yakni jarak 42 kilometer (marathon), 21,5 km (half maraton), dan 10K untuk 10 kilometer.
Jalanan kecil di Desa Bumi Segoro menjadi salah satu lintasan dalam lomba ini.
Siti menyediakan 96 gelas air mineral bagi para pelari.