Muncul Teori Bentuk Bumi seperti Donat, Ini Penjelasannya? Astrofisikawan Sebut Tak Berdasar
Di tengah ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, muncul sebuah teori baru tentang bentuk bumi yang tidak bulat, tetapi berbentuk seperti donat
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di tengah ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, muncul sebuah teori baru tentang bentuk bumi yang tidak bulat, tetapi berbentuk seperti donat.
Sebelumnya, teori bumi datar juga sempat muncul dan menimbulkan banyak perdebatan di kalangan masyarakat dunia. Sebab, teori ini bertentangan dengan konsep bumi bulat yang selama ini sudah ditanam dan dipahami oleh masyarakat.
Dilansir dari Astronomy.com, sejumlah ahli "menawarkan" teori baru tentang obyek-obyek luar angkasa yang mereka sebut sebagai synestia. Tubuh planet mengalami benturan keras dengan tubuh benda lainnya. Hal itu menghasilkan bentuk menyerupai donat yang memiliki lubang di bagian tengahnya.
Namun, bentuk bumi donat itu tidak bertahan lebih dari 100 tahun, selanjutnya akan kembali menjadi bulat sebagaimana kita kenal selama ini.
Jika berbentuk donat, itu berarti ada lubang di bagian tengahnya. Namun, selama ini lubang tersebut tidak pernah terlihat.
DIkutip dari Vice, seorang bernama Varaug pada 2012 memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut dalam sebuah forum internet.
Baca: Bentuknya Tak Cuma Bulat dengan Lubang Tengah, Berikut 9 Jenis Donat dari Berbagai Negara di Dunia
"Cahaya melengkung mengikuti bentuk donat sehingga membuat lubang di bagian tengah tidak dapat terlihat," kata Varaug.
Kemudian, teori ini juga memunculkan banyak kontroversi. Bagaimana gravitasi ada jika bentuk bumi berupa donat.
Varaug menjawab dengan sederhana meski dinilai kurang memuaskan.
"Bayangkan donat. Bayangkan donat berselai. Gravitasi itu seperti selai di atas donat (menempel)," tuturnya.
Tak berdasar
Di lain pihak, seorang astrofisikawan, Dr Tabetha Boyajian, menyatakan teori ini tidak dapat dikatakan ilmiah, mulai dari dasar pencetusannya.
Asisten Boyajian, Tyler Ellis, menjelaskan bahwa Varaug gagal membentuk istilah yang konsisten sebagai hipotesis. Padahal, hipotesis menjadi bagian penting dalam proses penelitian ilmiah.
Banyak pertanyaan yang tidak bisa dijelaskan menggunakan teori bumi donat ini. Menurut Boyajian, bumi donat ini tidak akan bisa memiliki siang dan malam sebagaimana bumi bulat yang kita yakini yang memiiki waktu rotasi 24 jam.
Ia melanjutkan, jika benar bumi berbentuk donat, sinaran matahari terhadap bumi akan lebih tidak merata dibandingkan yang terjadi saat ini.