Banyak Korban Lion Air Terdampar ke Pantai: Ini Data Black Box yang Didalami KNKT
Kepala Basarnas Marsdya TNI Muhammad Syaugi Syaugi menyebut pihaknya menemukan beberapa jenazah
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Kepala Basarnas Marsdya TNI Muhammad Syaugi Syaugi menyebut pihaknya menemukan beberapa jenazah korban insiden Lion Air JT610 di perairan dekat Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Jasad-jasad yang sudah tidak utuh itu terbawa arus ke pantai.
"Tadi malam kita dapatkan banyak kantong jenazah dari Tanjung Pakis, itu sudah di darat, di pantai," ujar Syaugi dalam jumpa pers di Posko Taktis JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (4/11).
Syaugi menjelaskan, jasad-jasad korban hanyut terbawa ombak. Ia menyebut hal ini wajar mengingat waktu kejadian sudah menyentuh seminggu. Sebab itu, Syaugi akan mengerahkan petugas Basarnas dan anggota TNI untuk menyisir Pantai Tanjung Pakis.
"Petugas akan berjalan ke barat dan ke timur. Mudah-mudahan kalau memang ada korban-korban tersebut, bisa kita ambil dan kita serahkan ke Rumah Sakit Polri," lanjutnya.
Sebanyak 63 kapal, lima helikopter, dan 30 ambulans dikerahkan untuk pencarian di hari ke tujuh. Basarnas juga memperpanjang masa evakuasi selama tiga hari terhitung Senin (5/11/2018).
Hingga hari ketujuh jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610, sebanyak 105 kantong jenazah telah diterima RS Polri.
Sampai hari ini sudah tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 yang teridentifikasi. Mereka adalah Jannatun Cintya Dewi (24), Candra Kirana (29), Monni (41), Hizkia Jorry Saroinsong (23), Endang Sri Bagusnita (20), Wahyu Susilo (31), dan Fauzan Azima (25).
Seperti diketahui, saat hari kecelakaan pada Senin (29/10) pagi, pesawat Lion Air JT610 mengangkut 189 orang, terdiri atas 178 penumpang dewasa, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin.
Pesawat Boeing 737-300 MAX 8 itu dipastikan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat setelah dilaporkan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB atau sekitar 13 usai lepas landas dari Bandara Soetta, Jakarta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Tujuh Penumpang Pesawat Lion Air JT 610
Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur mengidentifikasi tujuh korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP pada Minggu (4/11/2018). "Tadi pada pukul 14.00 sampai dengan 15.30 WIB, kami sudah melaksanakan sidang rekonsiliasi," ujar Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes drg. Lisda Cancer di RS Polri, Minggu.
Kepala Lab DNA Pusdokkes DVI Mabes Polri Kombes Putut T Widodo mengatakan, hasil identifikasi pada Minggu berdasarkan 24 kantong jenazah yang diterima pada Senin (29/10/2018) lalu. "Yang teridentifikasi melalui DNA, itu dari 24 yang pertama. Setiap kantong terdiri dari beberapa bagian tubuh. Masing-masing bagian kita anggap satu individu, lalu jika telah cocok baru kita kumpulkan jadi satu dengan body part lainnya," ujar Putut.
- Jenazah pertama yang teridentifikasi adalah Rohmanir Pandi Sagala berusia 23 tahun asal Tangerang, Banten. Rohmanir teridentifikasi dengan nomor post mortem 00778 dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Kerawang/OO77. Jenazah mempunyai nomor antemortem 041 teridentifikasi melalui sidik jari dan medis.
- Jenazah kedua, Dodi Junaidi berusia 40 tahun asal Tangerang Selatan, Banten. Dodi teridentifikasi dengan nomor post mortem 0002i dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0002. Jenazah mempunyai nomor antemortem 021 yang teridentifikasi melalui DNA.
- Jenazah ketiga teridentifikasi sebagai Muhammad Nasir berusia 29 tahun asal Cianjur, Jawa Barat. Nasir teridentifikasi dengan nomor post mortem 0003e dari kantong jenazah nomor DVI 00/Lion Tanjung Priok/0003. Jenazah mempunyai nomor antemortem 073 yang teridentifikasi melalui DNA.