Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apakah Ponsel Penyebab Kanker? Sudah Terbukti pada Tikus Percobaan

Lembaga toksikologi tersebut menyatakan tampaknya energi frekuensi radio membantu ginjal-ginjal tikus yang lebih tua

Androidandme.com
Ilustrasi menelepon dengan tablet. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum ada kepastian soal keamanan radiasi telepon selular yang disimpulkan dapat mengakibatkan kanker pada manusia.

Mengutip warta Voice of America, Sabtu (3/11/2018), dua lembaga pemerintah AS memiliki tafsiran yang berlawanan. Satu lembaga mengatakan radiasi telepon selular menyebabkan kanker pada tikus percobaan. Yang lainnya mengatakan tidak alasan bagi orang-orang untuk merasa khawatir.

Tidak ada hasil temuan riset yang baru yang dirilis pada hari Kamis. 

Sebaliknya, program yang disebut sebagai National Toxicology Program menunjukkan kekhawatirannya yang lebih besar tentang kaitannya dengan penyakit jantung dan kanker otak sebagai hasil studi dari tikus jantan yang dipublikasikan musim dingin yang lalu.

The Food and Drug Administration yang mengawasi keselamatan telepon selular, tidak sepakat dengan peringatan yang dikeluarkan tersebut. 

Dan “semua temuan ini tidak semestinya dikaitkan dengan penggunaan telepon selular oleh manusia,” ujar Dr Jeffrey Shuren, ketua kesehatan radiologi pada FDA.

Apa yang terpenting adalah apa yang terjadi pada manusia, bukan pada tikus, ujar Dr Otis Brawley, petugas medis utama pada American Cancer Society.

Baca: Ini Penjelasan Mengapa Kita Perlu Mematikan Ponsel Selama Penerbangan

“Insiden mengenai tumur otak pada manusia tidak mengalami peningkatan dalam kurun waktu 40 tahun terakhir,” ujar Brawley. “Ini adalah fakta ilmiah yang terpenting.”

Studi awal

Dalam studi yang memakan biaya $30 juta, para ilmuwan meletakkan tikus dan mencit dalam bilik-bilik khusus dan membombardirnya dengan gelombang frekuensi radio, seperti yang dipancarkan oleh telepon-telepon lama yang beroperasi pada jaringan 2G dan 3G, selama 9 jam per hari hingga jangka waktu 2 tahun, hampir sepanjang angka kehidupan mereka.

Tingkat paparan yang dialami oleh hewan-hewan pengerat ini jauh lebih tinggi dari paparan yang umumnya dialami oleh manusia.

Hasil temuan

Bulan Februari lalu, National Toxicology Program menyatakan ada sedikit peningkatan dalam jenis tumor jantung yang tidak biasa pada tikus-tikus jantan, yang tidak ditemukan dalam mencit atau tikus-tikus betina. 

Lembaga tersebut menyimpulkan ada “bukti tertentu” mengenai kaitannya. 

Selain itu, laporan yang dirilis pada Februari juga menyatakan adanya “bukti multitafsir” tentang tumor otak pada tikus-tikus jantan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved