Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Unsrat Seminarkan Ancaman NKRI, BIN: Banyak Uang Palsu Jelang Pilpres

Peredaran uang palsu dan proxy war seperti penculikan anak ramai menjelang Pemilu 2019.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia, Wawan Hari Purwanto 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Peredaran uang palsu dan proxy war seperti penculikan anak ramai menjelang Pemilu 2019. Rangkaian peristiwa ini sengaja diciptakan untuk mengganggu stabilitas keamanan.

Demikian ditegaskan Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia, Wawan Hari Purwanto dalam seminar nasional “Memperkuat Posisi Hukum Masyarakat dalam Bembela Negara Menghadapi Ancaman Militer/Non Militer yang Merongrong NKRI” di Fakultas Hukum Univesitas Sam Ratulangi, Senin (29/10/2018).

Wawan menjadi salah satu pembicara dalam seminar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. "Peredaran uang palsu meningkat jelang pemilu," kata dia.

Menurutnya, uang palsu beredar jelang pemilu karena tingginya kebutuhan akan uang. Dia menyatakan, masyarakat harus memiliki pengetahuan akan uang palsu untuk mencegah penipuan. "Mayarakat harus benar mencermati fenomena ini," kata dia.

"Biasanya mereka adalah para resedivis kasus itu atau berhubungan dengan mereka," kata dia.
Dikatakannya, tak menutup kemungkinan jika ada politikus yang terlibat.

Kemungkinan itu terbuka melihat perilaku politisi kini yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan.
"Uang itu kan diberikan untuk biaya bayar massa," kata dia. Menurut dia, pulau hawa masih pabrik terbesar uang palsu.

Namun alih teknologi juga sudah terjadi di kawasan timur indonesia. "Pada prinsipnya baik di barat maupun timur semuanya sama berpotensi," kata dia.

Dikatakannya, uang palsu kini sulit dikenali karena teknologi makin canggih. Dia menyatakan, masyarakat harus memiliki pengetahuan akan uang palsu untuk mencegah penipuan. "Masyarakat harus benar-benar mencermati fenomena ini," kata dia.

Ancaman lainnya jelang pemiu, beber dia, adalah proxy war. Hoaks beredar di medsos. Ancaman lainnya jelang pemilu, beber dia, adalah proxy war. Hoaks beredar di media sosial. "Kabar-kabar itu bisa memunculkan opini palsu yang bisa saja dipercaya sebagai kebenaran karena terus disampaikan," kata dia.

Banyaknya kabar hoaks, termasuk isu penculikan anak, menurut Juru Bicara BIN ini merupakan proxy war. "Saat ini terjadi proxy war yang ditandai dengan beredarnya kabar hoaks di medsos," kata dia.

Menurutnya, melempar hoaks di medsos merupakan cara sejumlah pihak untuk mengacaukan stabilitas.
Mereka paham betul situasi masyarakat Indonesia yang gampang tersulut. "Sesuatu kebohongan yang terus menerus disampaikan bisa dianggap sebagai kebenaran," kata dia.

Kata Wawan, cara menghadapi proxy war adalah penegakkan hukum disertai pendidikan internet positif bagi masyarakat.

Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto dalam seminar nasional “Memperkuat Posisi Hukum Masyarakat dalam Bembela Negara Menghadapi Ancaman Militer/Non Militer yang Merongrong NKRI” di Fakultas Hukum Univesitas Sam Ratulangi, Senin (29/10/2018).
Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto dalam seminar nasional “Memperkuat Posisi Hukum Masyarakat dalam Bembela Negara Menghadapi Ancaman Militer/Non Militer yang Merongrong NKRI” di Fakultas Hukum Univesitas Sam Ratulangi, Senin (29/10/2018). (tribun manado)

Pemateri lainnya, Danrem 131 Santiago Brigjen Josepus Giri menyatakan, kecenderungan masyarakat untuk menyebarkan kabar hoaks di medsos membuat kabar bohong beroleh panggung dan akhirnya dianggap benar.

"Sedapat mungkin kita jangan sebarkan kabar hoaks," kata dia. Danrem juga menyoroti soal banyaknya acara tak berkualitas seperti debat di sejumlah media televisi.

Debat tersebut pada akhirnya memicu adu domba antarmasyarakat. "Kalau saya lebih memilih nonton Ultimate Fighting Champion (UFC), habis bertarung saling memaafkan," kata dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved