Gubernur Olly Dondokambey Janji Bantu Dua Warga Sulut Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, siap membantu keluarga korban bilamana beroleh hambatan dalam mencari keluarga.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, mengucapkan belasungkawa yang mendalam terhadap keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Senin lalu.
"Atas nama Pemprov Sulut saya menyatakan dukacita yang sebesar - besarnya kepada keluarga korban, apalagi ada warga Sulut yang menjadi korban," kata dia.
Olly mengatakan, siap membantu keluarga korban bilamana beroleh hambatan dalam mencari keluarga.
Olly juga mengimbau peristiwa tersebut agar jadi bahan evaluasi untuk maskapai penerbangan.
Baca: Keluarga Paul Ayorbaba, Penumpang Lion Air JT-610 Gelar Doa di Airmadidi, Harapkan Mujizat Tuhan
Seperti diberitakan, Keluarga Paul Ayorbaba (42), salah satu korban kecelakaan pesawat Lion Air jurusan Jakarta - Pangkal Pinang, berkumpul di rumah salah satu kerabat di Desa Karegesan, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minut, Senin (29/10) malam.
Mereka berdoa bersama sembari menghibur ibu korban Titje Makalew (71). Amatan Tribun, Titje nampak terpukul. Ia terus menangis. Beberapa kali nyaris pingsan.

Titje bersama Paul tinggal di Papua. Ia datang ke Karegesan untuk menghadiri hajatan naik rumah baru seorang sanaknya Minggu (28/10).
Nova Makalew sepupu Paul mengatakan, keluarga berencana menggelar ibadah di Airmadidi pada Senin malam.
"Di sana akan digelar ibadah bersama untuk keselamatan Paul," kata dia.
Ungkap Nova, ibu Paul berencana pergi ke Jakarta untuk mengecek kebar tentang Paul, Selasa (30/10) Istri dan anak Paul di Papua juga akan berangkat Selasa.
Baca: Presiden Joko Widodo Sampaikan Kerisauan Saat Tragedi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610
Baca: Citra, Pramugari Asal Magelang Korban Kecelakaan Lion Air JT-610, Akun Facebooknya Dibanjiri Doa
Ia menduga Paul berangkat ke Tanjung Pinang untuk kepentingan usaha. "Ia dulunya kerja di Freeport, berhenti lantas buka usaha, di pesawat itu ia duduk di seat 17," kata dia.
Ungkap Nova, ayah Paul meninggal dua bulan sebelumnya. Ia bertemu terakhir kali dengan Paul pada saat itu.
Kendati secara logika sudah tak ada harapan untuk selamat, namun keluarga tetap berharap mujizat Tuhan. "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, kami berpikir pasti mereka sudah disuruh untuk siapkan pelampung dan tindakan safety lainnya," kata dia.
POPULER SAAT INI: Sebelum Lion Air JT 610 Jatuh, Gadis Pendoa di Manado Ini Tulis Status Pesawat Akan Jatuh
Toni Pangau suami Nova menyatakan, Paul dikenal pria humoris yang pintar bergaul.
"Saat pesawat yang ditumpangi Paul dikabarkan celaka, banyak yang menelepon dan menyatakan simpatinya," kata dia.
Johni Karamoy Hukum Tua Karegesan mengatakan, keluarga Paul dari pihak ibu memang berasal dari Karegesan serta beberapa diantaranya bermukim di sana. (art)