Di Minahasa 5 Orang Meninggal Akibat DBD
Selang Januari hingga Oktober 2018, Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terbilang tinggi.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Selang Januari hingga Oktober 2018, Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, terbilang tinggi.
Terdapat 65 kasus dan 5 di antaranya meninggal dunia.
Korban terakhir merupakan warga Kelurahan Watulambot, Kecamatan Barat.
Korban DBD ini meninggal di bulan Oktober di RSUD Kandouw Malalayang, setelah dirujuk RSUD Sam Ratulangi Tondano.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa, dalam hal ini Bupati Minahasa Roy Roring melalui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Yuliana Kaunang MKes menghimbau warga agar menjaga kebersihan lingkungan sekitar, selain Fogging yang terus dilakukan pihaknya.
Kepala Dinkes Minahasa dr Yuliana Kaunang MKes, didampingi Dirut RSUD Sam Ratulangi Tondano dr Maryani Suronoto MBiomed menjelaskan, kasus meninggal dunia memang saat ini terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Tondano Raya.
Menurut dia, tejadinya kasus DBD disebabkan lingkungan yang kotor dan banyak genangan air, yang menyebabkan nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit DBD, berkembang biak secara leluasa.
"Dinkes hanya bisa melakukan penindakan, seperti Fogging, namun untuk pencegahan itu datangnya dari masyarakat, yang secara bersama-sama rajin membersihkan lingkungan dan menyingkirkan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembang biak jentik nyamuk," kata Kaunang.
Pihaknya sudah melakukan Fogging di semua wilayah yang melaporkan adanya kasus.
Namun, Fogging hanya membunuh nyamuk yang sudah beterbangan.
"Sedangkan untuk membasmi jentik nyamuknya, itu harus ada peran dari seluruh masyarakat, bukan hanya satu atau orang saja, yang proaktif membersihkan lingkungan, menimbun barang bekas yang dapat menyebabkan nyamuk berkembang biak nyamuk, serta menaburkan bubuk Abate kedalam genangan air yang menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk," pungkasnya.
(Tribunmanado.co.id/Ferdinand Ranti)