Rupiah Melemah, Penjualan Barang di Sulut tak Terpengaruh Dolar, Ternyata Ini Penyebabnya
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ternyata Penjualan Barang di Sulut tak Terpengaruh Dolar
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Pemerintah terus berupaya menekan kurs dolar Amerika Serikat! Termasuk menaikan tarif pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 1.147 barang impor antara 2,5 persen hingga 7,5 persen untuk membatasi impor.
Kebijakan melalui Peraturan Menteri Keuangan merevisi PMK Nomor 34 Tahun 2017 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor belum berdampak kepada harga barang impor di Sulawesi Utara.
Baca: Polsek Tikala Amankan 11 Remaja Miras dan Hisap Lem Adiktif
Terjadi kenaikan harga barang, tapi sudah berlangsung sebelum dikeluarkan kebijakan PKM pada Rabu (5/9/2018). Kenaikan harga barang yang mengandung komponen impor itu diduga akibat perang dagang antara AS-Cina yang terjadi sejak Juli 2018.
Misalnya harga bahan bangunan seperti besi dan mesin pemotong kayu sudah lebih dulu naik. Sementara harga berbagai kebutuhan pokok rumah tangga masih stabil.
Di Toko Berkah Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, harga barang belum terpengaruh kurs dolar.
“Beberapa harga ada yang naik, tapi umumnya tetap stabil saja,” ucap Ibu Neke, penjaga toko kepada tribunmanado.co.id, Kamis (6/9/2018).

Harga barang yang naik, katan Neke, antara lain besi beton dari Rp 35 ribu mejadi Rp 38 ribu per batang. Kemudian cat dari Rp 62 ribu mejadi Rp 64 ribu per kaleng. Mesin pemotong kayu dari Rp 550 ribu naik jadi Rp 600 ribu per unit.
“Kalau di toko hanya beberapa barang saja yang naik, tapi dampak dolar tak begitu terasa,” ujar Neke.
Sementara harga mesin pompa air masih stabil. Begitu juga balon lampu. Untuk tehel (keramik) juga tidak ada kenaikan harga.
Baca: Tanggapan Anak Ahok, Nicholas Sean soal Rencana Pernikahan Sang Ayah
Katanya, memang daya beli masyarakat turun.
“Kalau ramai, ya ramai kalau sepi yang sepi tokonya. Tapi walaupun ada kenaikan kurs dolar atas rupiah belum mempengaruhi penjualan di toko,” katanya.
Terpisah, Toko Amir yang menjual berbagai produk telepon selular (ponsel) mengaku tidak ada kenaikan harga.
“Justru harga smartphone turun kecuali yang laris dan harganya cukup mahal,” ucap Amir, pemilik toko.
Kata dia, belum terasa dampak melemahnya kurs rupiah.
“Masyarakat atau pembeli juga saat ini tak begitu banyak sehingga dampaknya terasa tapi bukan karena dolar,” ujar dia.
Baca: Penerimaan CPNS 2018: Jumlah Formasi, Persyaratan, hingga Tahapan Seleksi
Pengamatan tribunmanado.co.id, di lokasi pertokoan Lolak, Kamis siang, terlihat sepi. Hanya beberapa warga sedang melihat-lihat dan penjaga toko menunggu pembeli datang.
Sama halnya di Bolaang Mongondow Selatan. Devi Lumadio, pengusaha ponsel, mengaku belum terjadi kenaikan harga ponsel.