Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Uang Ekspor Tambang Harus Balik ke RI, Jokowi: Faktor Eksternal Bertubi-tubi

Nilai tukar rupaiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mendekati Rp 15 ribu per dolar. Namun Presiden Joko Widodo

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
WAHYU PUTRO A
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) berjalan usai melakukan pertemuan tertutup di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/8). Kedatangaan presiden tersebut untuk memberitahukan rencana pendaftaran capres dan cawapres pada Jumat (10/8) esok di KPU. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Nilai tukar rupaiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mendekati Rp 15 ribu per dolar. Namun Presiden Joko Widodo menyatakan pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS bukan hanya dialami rupiah saja, tetapi juga mata uang negara lain.

"Tidak hanya negara kita yang terkena pelemahan kurs, tidak hanya Indonesia," ujar Jokowi ketika ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9). Menurut Jokowi, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen dari faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS), perang dagang antara China-AS, dan krisis yang melanda Turki serta Argentina.

"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Saya kira yang paling penting kita harus waspada, kita harus hati-hati," ujar Jokowi. Untuk menguatkan rupiah kembali, kata Jokowi, pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, dan para pelaku usaha.

"Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci, sehingga jalannya itu segaris semuanya," papar Jokowi. Ia memberikan target kepada jajarannya untuk segera memperbaiki transaksi berjalan melalui peningkatan ekspor dan investasi di dalam negeri. Saat ini defisit transaksi berjalan mencapai 3 persen.

"Investasi dan ekspor yang meningkat, kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan. Kalau ini selesai, akan menyelesaikan semuanya. Target sudah saya berikan agar dalam satu tahun, betul-betul ada perubahan terkait defisit transaksi berjalan," sambung Jokowi.

Beberapa upaya memperbaiki defisit transaksi berjalan, kata Jokowi, antara lain diterapkannya 20 persen biodisel atau B20. Langkah ini dinyakini dapat mengurangi impor minyak cukup besar.

"Kemudian kalau CPO (crude palm oil) kita pakai sendiri untuk B20, suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik," ucap Jokowi. Selain itu, pemerintah juga mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di BUMN maupun perusahaan swasta.

"Ini saya sampaikan kepada kementerian, baik ke swasta maupun kepada BUMN agar lokal konten diperhatikan. Kalau bisa pakai semua komponen dalam negeri, ada penghematan 2 miliar dolar AS sampai 3 miliar dolar AS," papar Jokowi.

Sedang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan kepada para pengusaha mineral dan batu bara (minerba) untuk menyimpan uang hasil ekspor di Indonesia. Imbauan tersebut untuk menambah cadangan devisa negara akibat adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Jonan menegaskan para pengusaha harus membawa pulang kembali uangnya ke tanah air karena tidak ada tambang yang dimiliki para pengusaha. Mereka hanya mendapatkan izin usaha.

"Baik dalam UU Minerba atau Migas, tidak ada tambang dalam bentuk apapun yang dimiliki oleh privat atau swasta. Semua dimiliki negara. Yang punya itu izin usaha, kalau ekspor uang harus kembali. Kalau parkir di luar negeri, tidak bisa dimanfaatkan untuk dalam negeri," kata Jonan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu.

Ada sanksi

Jika ingin menyimpan di luar negeri, harus disimpan di bank nasional yang memiliki cabang di luar negeri. Diizinkan juga para pengusaha menyimpan dalam mata uang dolar atau valuta asing lainnya, asalkan disimpan di Indonesia.

"Hasil ekspornya 100 persen kembali ke indonesia, boleh dalam bentuk dolar AS atau bisa ditempatkan di bank-bank BUMN di luar negeri. Kan ada BNI di Hongkong," ungkap Jonan.

Untuk memantapkan langkah tersebut pemerintah juga akan membuat letter of credit (L/C) yang akan dirancang Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan serta Bank Indonesia. Tujuannya untuk memperlancar arus barang.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved