Kisah Sedih di Sekolah, Sejumlah Kepsek Ceritakan Pelecehan Seksual Terhadap Siswinya

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kekerasan seksual terhadap siswi di Sulawesi Utara (Sulut) ternyata marak.

Hal itu tampak dalam workshop tentang Penyusunan MoU Pencegahan dan Penanganan Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Sekolah di Sulut, Selasa dan Rabu (29/08/2018) di Hotel IBIS Manado, Sulut.

Sejumlah kepala sekolah (kepsek) yang hadir menyampaikan sejumlah kasus pelecehan seksual yang terjadi di sekolahnya.

Seorang Kepsek membeber, kasus anak didiknya yang menjadi korban pelecehan seks kakak kelas.

"Dia diraba-raba, " kata dia.

Menurut kepsek itu, sang siswi alami trauma hingga nyaris berhenti sekolah.

Kepsek lainnya membeber kasus pelecehan seksual orangtua terhadap salah satu siswanya.

Siswa tersebut hanya mengungkap pelecehan itu pada gurunya.

"Ternyata mereka satu kamar sekeluarga," kata dia.

Seorang kepsek mengemukakan kisah sejumlah siswinya yang menjadi simpanan om-om.

Banyak pula siswinya yang hamil hingga harus berhenti sekolah.

"Ini menyesakkan sekali, " kata dia.

Menurut Komisioner Perempuan Masrucha, hasil penelitian lembaganya, kasus kekerasan terhadap perempuan di sekolah meningkat.

"Tahun 2017 ada 268 kasus di mana 137 kasus atau 51% adalah kasus perkosaan, 117 orang atau 85% korban perkosaan berstatus pelajar dengan rentang usia 6-18 tahun, 87 atau 64% pelakunya adalah pacar. 85% status korban adalah pelajar," kata dia.

Dikatakannya, keadaan ini harus disikapi serius oleh semua pihak.