Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Klaim Kerugian Gempa NTB

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menghimbau para tertanggung yang memiliki polis asuransi

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Thinkstock/Nelosa
Ilustrasi asuransi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menghimbau para tertanggung yang memiliki polis asuransi gempa bumi dan mengalami kerugian dapat melaporkan kepada perusahaan asuransi penerbit polis.

Imbauan ini terkait gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, perusahaan asuransi anggota AAUI diharapkan segera memproses penanganan klaim secara profesional dan jika perlu jemput bola agar meringankan beban masyarakat.

"AAUI berkoordinasi dengan PT Reasuransi Maipark Indonesia yang mengkompilasi data laporan klaim," kata dia dalam rilis.

Berdasarkan data eksposure risiko Rp 25,7 triliun, terdiri atas bangunan, isi bangunan dan kerugian usaha (business interuption). Selasa (21/8) AAUI belum mendapat data lengkap.

Namun AAUI merujuk informasi yang disampaikan Maipark sampai 13 Agustus 2018, tercatat 156 laporan klaim yang masuk dan nilainya masih sementara.

Sejumlah orang melintas di areal parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa, di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8). Retakan areal parkir sedalam sekitar 1 meter tersebut akibat gempa bumi yang berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita
Sejumlah orang melintas di areal parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa, di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8). Retakan areal parkir sedalam sekitar 1 meter tersebut akibat gempa bumi yang berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

DSSA Sudah Menghabiskan Separuh Dana Capex

PT Dian Swastatika Sentosa Tbk telah menggunakan anggaran dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 126 juta per 30 Juni 2018. Serapan capex tersebut setara dengan 42% terhadap total anggaran capex pada tahun ini yang mencapai US$ 300 juta.

Sekitar 88% dari realisasi belanja modal itu dipakai membiayai ekspansi bisnis listrik. "Terkait dengan pembangunan independent power producer (IPP) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Kendari-3 dan IPP PLTU Kalteng-1, sedangkan sisanya untuk berbagai bisnis lain," terang Susan Chandra, Corporate Secretary PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, saat dihubungi KONTAN Senin (20/8).

Dian Swastatika memang sedang ngebut mengerjakan PLTU Kendari-3 dan PLTU Kalteng-1. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham DSSA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menargetkan kedua proyek tersebut bisa beroperasi mulai tahun depan.

PLTU Kendari-3 berkapasitas 2x50 megawatt (MW) dan berada di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kelak, produksi setrum PLTU tersebut untuk memasok listrik di jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dengan masa kontrak selama 25 tahun. Proyek tersebut membutuhkan pasokan sebanyak 500.000 ton batubara per tahun.

Sementara PLTU Kalteng-1 berkapasitas 2x100 MW dan terletak di Tumbang Kajuei, Kalimantan Tengah. Proyek tersebut berupa PLTU mulut tambang dengan skema build own operate transfer (BOOT) selama 25 tahun. Kebutuhan batubaranya sekitar 1,5 juta ton per tahun.

Selain dua proyek tersebut, Dian Swastatika sudah mengoperasikan PLTU Sumsel-5 yang berkapasitas 2X150 MW sejak 20 Desember 2016. Proyek ini berjalan melalui anak usaha bernama PT DSSP Power Sumsel.

Meskipun terlihat getol mengembangkan bisnis setrum, tulang punggung utama pendapatan Dian Swastatika sejauh ini masih dari tambang batubara. Berkaca dari capaian kuartal I-2018 misalnya, bisnis pertambangan dan perdagangan batubara menyumbang US$ 272,61 juta atau 66,49% terhadap total pendapatan yang tercatat sebesar US$ 410,02 juta.

Adapun hingga tutup tahun 2018 nanti, Dian Swastatika berharap bisa membukukan total pendapatan US$ 1,8 miliar. Sebagai perbandingan, tahun lalu, bagian dari Grup Sinarmas itu membukukan pendapatan US$ 1,32 miliar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved