Misteri Lautan
7 Misteri Lautan yang tak Dapat Dijelaskan Ilmuwan
Luasnya lautan menyebabkan hingga saat ini belum mampu diidentifikasi manusia hingga 90 persen.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bumi sebagain besar adalah lautan. Luasnya lautan menyebabkan hingga saat ini belum mampu diidentifikasi manusia hingga 90 persen.
Ini berarti kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya ada di dalam laut.
Dilansir TribunTravel.com dari laman rd.com,7 misteri laut yang tak mampu dijelaskan ilmuwan.
Baca: Jafro Megawanto Sumbang Medali Emas yang Ketujuh Untuk Indonesia di Asian Games 2018
1. Dasar samudera
Tujuh puluh persen dari permukaan Bumi berada di bawah lautan, namun 95 persennya masih belum dijelajahi oleh mata manusia.
Meskipun statistik yang sering terdengar adalah bahwa kita tahu lebih banyak tentang permukaan Mars daripada yang kita ketahui tentang dasar lautan, para ilmuwan telah mampu memetakan seluruh dasar samudera tetapi resolusinya sangat buruk, sehingga kita hanya dapat memvisualisasikan fitur yang lebih besar dari 3 mil .
Baca: Live Streaming & Prediksi Laga Timnas U23 Indonesia Vs Uni Emirat Arab UEA Jumat Pukul 16:00 WIB
Penelitian yang sedang berlangsung seperti Seabed 2030 bertujuan untuk menemukan dasar samudera sehingga kita dapat melihat dan mengerti dengan lebih baik apa yang sebenarnya ada di bawah sana.
2. Fenomena laut seperti susu
Selama ratusan tahun, para pelaut telah melaporkan munculnya warna aneh menyerupai susu di lautan, tetapi para ilmuwan tidak dapat menjelaskannya.
Pada 2006, para peneliti benar-benar mampu menangkap citra satelit lautan susu, dan beberapa tahun kemudian, percobaan menemukan cahaya itu mungkin berasal dari bakteri bioluminesensi yang menarik ikan agar dapat dimakan dan bertahan hidup di usus mereka.
Baca: Link Live Streaming SCTV Indonesia Vs Uni Emirat Arab UAE Jumat 24 Agustus 15.00 WIB
Namun para ilmuwan masih belum yakin bagaimana atau mengapa bakteri berkumpul dalam jumlah yang sangat besar sehingga dapat dilihat dari luar angkasa.
Selain itu, cahaya mereka terus menerus, tidak seperti organisme " dinoflagellata " yang lebih sering terlihat menghasilkan kilatan cahaya singkat.
3. Orb ungu