Pengungsi Gempa Lombok Makan Kelapa: Wanita-Anak Menangis dan Lari
Gempa susulan terjadi ratusan kali pasca gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018). Kamis (9/8/2018) siang ini, terjadi lagi gempa
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOMBOK – Gempa susulan terjadi ratusan kali pasca gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018). Kamis (9/8/2018) siang ini, terjadi lagi gempa susulan bermagnitudo 6,2 pada Skala Richter yang membuat panik warga.
BMKG mencatat gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Selain gempa susulan, keresahan juga melanda para pengungsi akibat ulah pencuri yang mengincar harta benda di rumah mereka. Proses penyisiran warga dan evakuasi korban terus dilakukan di sejumlah titik di Lombok.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati di Mataram, Lombok, mengatakan, telah terjadi 344 kali gempa. Ada 17 kali di antaranya, bisa dirasakan manusia. Ia menjelaskan, gempa yang dapat dirasakan manusia jika memiliki kekuatan atau magnitudo 3,0 ke atas.
Sedangkan di bawah besaran tersebut hanya bisa dirasakan alat sensor dan beberapa hewan. Kekuatan gempa susulan tersebut melemah dan tidak berdampak signifikan. "Warga sudah boleh jika ingin kembali ke rumah, keadaan sudah berangsur aman," kata Dwikorita di Mataram.
Warga sempat berhamburan ke luar rumah di Mataram saat gempa kembali mengguncang. Gempa itu tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa berada di 6 Km dari Lombok Utara dengan kedalaman 12 kilometer.
Gempa juga dirasakan di Lombok Utara, Mataram, Lombok Tengah, dan Sumbawa. Getarannya juga terasa di Klungkung dan Denpasar, Bali. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG dalam situs resminya, bmkg.go.id.
Gempa susulan membuat wanita dan anak-anak menangis. Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Mataram, saat gempa kembali mengguncang. Gempa susulan bermagnitudo 6,2 pada Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 13.25 Wita, menimbulkan kepanikan warga di Lombok Utara, NTB.
Saat gempa mengguncang, warga di Teluk Dalam, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, berlarian ke ruas jalan bercampur dengan padatnya arus kendaraan.
Teriakan dan tangis perempuan dan anak-anak terdengar di sana sini. "Jangan ke dalam kampung pak, ada tower yang mau roboh, hati-hati," teriak seorang warga yang datang menyampaikan kabar itu.
Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.
Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018).
Setelah gempa melanda, banyak desa di Lombok, NTB, menjadi terisolir. Akses jalan rusak dan sulitnya medan membuat bantuan tidak merata. Salah satunya di Dusun Selebung Daya, Desa Dasan Tengah, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara.
Para korban gempa di desa itu bertahan hidup dengan makan kelapa. "Bantuan minim sekali, kami di sini hanya dapat bantuan beras sekali dan itu pun hanya 15 kilogram yang kami makan satu RT. Terpaksa kami selingi makan kelapa agar tidak lapar," kata Arti, ketua RT saat ditemui di lokasi pengungsian, Rabu (8/8/2018).
Arti menambahkan, bantuan yang sudah pernah diterima di kampungnya berupa beras 15 kilogram dan satu kilogram saja. "Kami di sini sekitar 80 orang, dengan beras 15 kilogram dan satu kilogram minyak goreng, mana cukup. Itu pun hanya cukup untuk makan pagi saja, kalau untuk makan siang dan malamnya, ya, itu tadi kami petik kelapa untuk selingan makanan," tutur Arti.
Menari di atas penderitaan orang lain. Ungkapan tersebut pas dengan para pencuri yang beraksi di rumah dan toko milik warga yang menjadi korban gempa. Hal itu membuat para korban gempa merasa was was. "Harta benda warga banyak yang hilang akibat ditinggal mengungsi," kata Bagus salah satu warga Selaparan di Mataram, Kamis (8/8/2018).