Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Zaman Soeharto, Ketakutan Kepada Petrus Buat Banyak Orang Berbondong-bondong Hapus Tato

Rajah alias tato yang menandai tubuh sejumlah warga ingin buru-buru dihapus dengan berbagai cara.

Editor:
Patriot Militer 

TRIBUNMANADO.CO.ID-KALA dilakukan operasi petrus alias penembak misterius, banyak kalangan yang berbondong-bondong menghapus tato atau rajah yang menandai tubuh mereka.

Rajah alias tato yang menandai tubuh sejumlah warga ingin buru-buru dihapus dengan berbagai cara.

Ada cara menghapus dengan tindakan kedokteran, tapi ada juga yang menggunakan cara apa pun karena keterbatasan biasa untuk menghapus tato.

Yang terparah, upaya menghilangkan tato dengan menggunakan setrika panas, yang kala itu terjadi, setrika dengan hiasan ayam jago, yang menggunakan arang.

Fenomena ini memang menjadi kegiatan yang marak, banyak anggota tubuh sejumlah warga menjadi cacat karena tindakan yang dianggap kurang tepat tersebut.

Menggunakan tato memang banyak dilakukan kalangan bandit karena mereka meniru legenda Yakuza di Jepang atau Triad di China yang merajah tubuh mereka pakai tato.

Baca: Nazaruddin Sjamsudin Bandingkan AHY dengan Obama, Balasan Andi Arief Bela Ungkap Kelakuan Nazaruddin

Masalahnya, tidak semua orang yang bertato adalah penjahat atau gali, mereka menggunakan tato untuk menghiasi tubuh mereka.

Sebagian gali memang berupaya keras menghapus tanda di tubuh mereka tersebut agar mereka tidak dijadikan sebagai sasaran untuk diringkus oleh para petrus.

Soalnya, kalau sampai ditangkap, mereka akan hilang.

Ada banyak bandit yang tidak bertato, tapi biasanya para korban petrus, tubuh mereka bertato.

Mungkin, fenomena yang pernah melegenda di era Orde Baru itu sudah terlupakan seiring tumbuhnya sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) dan sejumlah lembaga internasional seperti Amnesty Internasional.

Baca: Bagikan Foro dengan Wajah Natural, Siti Badriah Dapat Pujian, Asli Cantik!

Namun, kekejaman para bandit yang juga meningkat dengan jumlah kejahatan yang juga tinggi menjelaskan bagaimana tindakan petrus bisa menekan angka kejahatan yang sangat tinggi.

Kualitas kejahatan juga meningkat seiring hilangnya upaya penindakan tegas yang dilaksanakan tersebut.

Perampokan disertai pembunuhan, bahkan korbannya di antaranya ibu hamil, belum lama ini terjadi.

Maraknya angka kejahatan tentu saja juga berbanding dengan tingginya angka korupsi, yang juga sama-sama pencurian uang.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved