Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Roro Mendut, Perempuan Cantik Jelita di Era Sultan Agung, Ini Kisah Tragisnya

Dia perempuan yang konon seksi, sensual, cantik jelita, berasal dari kampung nelayan di pesisir Kadipaten Pati (Kabupaten Pati sekarang).

Editor: Aldi Ponge
TRIBUNJOGJA.com | SETYA KRISNA SUMARGO
Kondisi situs Roro Mendut yang berada di antara semak belukar. Insert : Foto ilustrasi dalam buku berjudul Rara Mendut  

TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapakah Roro Mendut? Tentang sosok ini ada banyak kesamaan di sejumlah versi.

Dia perempuan yang konon seksi, sensual, cantik jelita, berasal dari kampung nelayan di pesisir Kadipaten Pati (Kabupaten Pati sekarang).

Kisahnya berkelindan dengan drama seru pemberontakan Adipati Pragola (II), yang angkat senjata menentang kekuasaan Sultan Agung di Kerta (Mataram).

Pragola (II) ini sesungguhnya masih saudara sepupu dengan Raden Mas Jolang (Sultan Agung).

Baca: Misterius! Ribuan Penduduk Hilang pada Satu Malam di Sebuah Desa, Ini Kisahnya

Pragola ini anak Pangeran Puger, putra Panembahan Senopati yang mendirikan tahta Mataram di Kotagede.

Sesudah Sultan Agung bertahta, Puger jadi Adipati Demak, yang kemudian angkat senjata sebelum ditumpas.

Nah, kematian Pangeran Puger ini rupanya membawa dendam di benak Adipati Pragola (II).

Lebih-lebih Adipati Pragola (I), juga pernah angkat senjata menantang Panembahan Senopati.

Ini jadi semacam bara yang menahan kebencian Adipati Pati terhadap kekuasaan Mataram.

Masuk ke kisah Roro Mendut, diawali dari pemberontakan Pragola.

Ketika Sultan Agung memimpin langsung pembasmian ke Pati, turut serta Tumenggung Wiroguno sebagai panglima perang.

Baca: 5 Kasus Orang yang Hilang Misterius Tanpa Jejak, Ada yang Lenyap dari Tempat Tidur

Kondisi situs <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/roro-mendut' title='Roro Mendut'>Roro Mendut</a> dan Pronocitro yang berada di antara semak belukar

Cerita klasik babad mengisahkan, Pragola ketika menghadapi Sultan Agung mengenakan baju zirah (baju besi) milik pelaut Portugis yang disebut Baron Sekeber.

Versi lain menyebut Baron Skeber, keturunan bangsawan Belanda.

Namun Pragola akhirnya tumbang di tangan prajurit pemegang payung Sultan Agung.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved