Nelayan Sitaro Takut Kehilangan Mata Pencaharian
Memasuki akhir tahun 2017 perubahan cuaca di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mulai terlihat.
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO-Memasuki akhir tahun 2017 perubahan cuaca di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) mulai terlihat. Akibatnya nelayan Sitaro mulai takut kehilangan mata pencaharian.
Seperti yang di ungkapkan oleh Soleman Bento warga Peling Sawang Siau Barat kondisi laut yang mulai bergelombang membuat nelayan takut kehilangan mata pencaharian.
"Sebagai nelayan tentunya takut jika kondisi laut tidak bersahabat, sebab penghasilan pasti menurun," ungkapnya, kemarin.
Ketika nelayan melaut, mereka mendapatkan penghasilan sekira Rp100 ribu untuk sekali melaut.
"Sebagian besar juga hanya nelayan kecil, jadi pengasilan juga tidak sebanding dengan nelayan-nelayan besar," tambahnya.
Jadi, ketika cuaca mulai tidak memungkinkan untuk melaut, mereka memilih pekerjaan lain.
"Jika ketika sudah tidak dapat melaut, kita memilih memperbaiki jaring nelayang jika sudah tidak dapat mendapatkan penghasilan," lanjutnya lagi.
Bahkan menurut pria yang memiliki dua orang anak tersebut, jika tidak dapat melaut mereka makan apa.
"Olehnya kita memilih juga berkebun, karena meskipun sebagai nelayan, kita tetap juga memperhatikan kebun," pungkasnya.
Sementara itu, Nikodemus Gahago Kapitalau (kepala kampung) di Peling Sawang mengatakan, dengan kondisi cuaca seperti ombak mulai tinggi, sebagian besar nelayan memilih tidak melaut.
"Dari 746 jumlah penduduk di pesisir peling sawang, sebagian besar adalah nelayan. Dan mereka dibagi dalam tiga kelompok nelayan yang perkelompok puluhan anggota. Dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berahli ke nelayan," akhirnya. (Oly)