Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Edisi Minggu Community

(Community) Kisah Sanggar Teater Tasumaro Sangihe, Dulu di Jalan, Kini Tampil di Panggung

ustru di usia masih muda itu, para anggotanya memiliki semangat tinggi. Baik dalam berlatih, mengikuti klinik teater.

Penulis: | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/JHONLY KALETUANG
Sanggar Teater Tasumaro 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sanggar Teater Tasumaro menjadi wadah kreatifitas, menyalurkan talenta berakting. Selain itu, tempat berbagi banyak hal, motivasi dan berprestasi

Sanggar ini relatif muda. Bisa dibilang masih seumur jagung. Kendati usianya muda tak berarti mereka miskin semangat apalagi motivasi.

Justru di usia masih muda itu, para anggotanya memiliki semangat tinggi. Baik dalam berlatih, mengikuti klinik teater.

Dengan mengikuti berbagai kegiatan bakal meningkatkan jam terbang dari peserta.

"Sanggar ini sangat muda, karena baru berjalan dua tahun maka sangat wajar jika masih ada kekurangan-kekurangan ketika pementasan namun yang patut di hargai yakni niat dari peserta yang ingin belajar dan belajar," kata Yusak Salamate, pelatih Sanggar Tarumaro, Rabu (8/11/2017).

Meskipun belum lama terbentuk sangar ini sudah mulai tampil di luar Sangihe, seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Sitaro.

"Karena kemauan dari peserta kita sudah pernah tampil di Sitaro, dan Tasumaro marupakan sanggar satu-satunya dari Sangihe mengikuti kegiatan tersebut.

Ia mengatakan, menjaga semangat bersama di antara anggota sanggar tak muda.  Dari sekian banyak jumlah peserta yang ikut sangar, mereka memiliki sifat, watak serta prilaku berbeda.

"Jadi itu menjadi tantangan bagi kami sebagai pelatih untuk meracik bagaimana perbedaan tersebut menjadi satu," lanjutnya.

Dari 25 anggota, sebagian besar masih berstatus pelajar dan sebagian lagi sudah bekerja di Tahuna.

Ketua Sangar, Pnt Michael Dangkarang mengatakan, terbentuknya sanggar ini berawal ketika para siswa menyaksikan pementasan teater di salah satu gereja berjudul “Memilih salib.”

"Kita pertama bentuk dengan kerinduan di gereja ada kegiatan, karena semakin banyak kegiatan di gereja semakin baik,” ujar Michael yang sehari-hari anggota Polri ini.

Kenapa sampai memilih teater? Katanya, teater adalah seni paling kompleks.

"Ada musik, tarik suara, seri rupa semua kreatif dari peserta dapat," katanya. 

"Ketika tidak bisa akting, mungkin bisa di musik, atau juga di penataan panggung," lanjutnya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved