Menyayat Hati, Pemulung Ini Ungkap Keinginannya Untuk Sekolah
Bocah usia enam tahun ini bersama dua saudaranya yang lain sampai sekarang belum pernah mengenyam pendidikan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak ada yang menyangka kalimat pertama yang terucap dari bibir mungil Aurel adalah "Aku ingin sekolah..." ketika ditemui petugas dari Yayasan Angel Heart, Minggu (24/9).
Bocah usia enam tahun ini bersama dua saudaranya yang lain sampai sekarang belum pernah mengenyam pendidikan.
Kedua saudara dari Aurel adalah Bagas (13) dan Aril (6). Dan Yuda, bayi yang masih berusia 12 bulan yang sering diajak Bagas memulung barang bekas.
Mereka semuanya merupakan anak dari pasangan Ros (35) dan Jim (46).
Lantaran kedua orangtua berpisah, Aurel, Yuda, Bagas, dan Aril bersama ibunya Ros kini hanya di sebuah rumah bedeng yang mengontrak di wilayah Pringsewu dengan biaya Rp 300 ribu per bulan.
Karena itu lah, Bagas bersama adik-adiknya saban hari mencari barang-barang bekas yang mempunyai nilai untuk dijual lagi agar bisa mendapakan uang.
Aktivitas mereka ini sudah sangat sering terlihat di wilayah ibu kota Kabupaten Pringsewu.
Setiap orang yang melihat kondisi itu pun iba, karena anak sekecil itu harus bergelut dengan debu jalanan untuk mengais botol bekas atau pun barang plastik yang masih bisa didaur ulang.
Bahkan Bagas dan adiknya juga pernah terlihat tiduran di emperan dan halaman toko pada malam hari.
Keberadaan mereka sempat terpotret warga dan terunggah di media sosial. Bahkan fotonya pun tersiar hingga ke Pulau Bali.
Alhasil Yayasan Angel Heart, dari Bali mengirim utusan untuk memastikan secara jelas kondisi anak-anak tersebut.
Dan Minggu (24/9) siang, petugas dari yayasan tersebut mengunjungi keluarga Ros.
Saat itu utusan Yayasan Angel Heart, Ni Made Setiasih didampingi Ketua Komisi I DPRD PringsewuAnton Subagiyo sempat kesulitan menemukan keluarga Ros.
Sebab, tempat tinggalnya tidak menetap dan berpindah-pindah.
Namun akhirnya mereka menemukan bedeng yang disewa keluarga Ros. Ni Made menuturkan bahwa pihaknya sengaja mencari keberadaan para anak-anak tersebut untuk memastikan kondisi mereka.