BI Kembangkan Klaster Kopi Kotamobagu
Bank Indonesia (BI) mengembangkan klaster kopi Kotamobagu. Hal ini karena kopi merupakan komoditas unggulan di daerah tersebut.
Penulis: | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Herviansyah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO-Bank Indonesia (BI) mengembangkan klaster kopi Kotamobagu. Hal ini karena kopi merupakan komoditas unggulan di daerah tersebut.
"Kami ingin mengambil bagian untuk mengembangkan kopi di Kotamobagu agar semakin dikenal di dunua," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Soekowardojo dalam Penandatangan Nota Kesepahaman BI dan Pemko Kotamobagu Terkait Program Pengembangan Produk UMKM Unggulan Klaster Kopi Kotamobagu di Rumah Dinas Wali Kotamobagu, Minggu (17/6/2017).
Soekowardojo menambahkan dari sudut pandang ekonomi, kopi merupakan satu di antara komoditas yang penting bagi seluruh masyarakat dunia, bukan
hanya dari kenikmatan para konsumen peminum kopi namun bernilai ekonomis bagi negara-negara yang memproduksi dan
mengekspor biji kopi.
Di Indonesia, kopi merupakan satu di antara komoditas unggulan pada subsektor perkebunan Indonesia karena memiliki
peluang pasar yang sangat besar baik di dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan data Statistik Perkebunan Indonesia dan International Coffee Organization, secara keseluruhan, luas
areal tanaman kopi di Indonesia mencapai 1.233.000 hektare dengan total produksi sebesar 664.000 ton.
Pulau Sulawesi juga memiliki potensi yang
cukup besar untuk komoditas kopi. Meski dari sisi luas areal tanaman terbilang masih kecil dibanding pulau-pulau lainnya
di Indonesia, yaitu mencapai 115.696 hektare namun volume produksinya cukup besar yaitu sebesar 46.908 ton yang
menempati urutan ketiga setelah Sumatera dan Jawa.
Lebih lanjut, di Sulawesi Utara luas areal tanaman kopi yang tercatat
mencapai 7.714 ha dengan total produksi sebesar 2.992 ton. Di Sulut, daerah penghasil kopi terbesar yaitu Bolmong, Boltim, Kotamobagu, Minsel
Selama ini Kota Kotamobagu dikenal sebagai daerah penghasil kopi Robusta terbesar di Sulut dengan kualitas yang
juga tidak kalah dengan daerah penghasil kopi lainnya di Indonesia.
Potensi geografis Kotamobagu sangat mendukung untuk pengembangan komoditas kopi Kotamobagu karena memiliki ketinggian yang sesuai untuk budidaya kopi, khususnya kopi organik.
"Namun demikian, kita harus memaklumi bahwa potensi sumber daya pertanian kopi saat ini belum tergali secara maksimal yang terlihat dari masih terbatasnya jumlah ekspor kopi Kotamobagu ke luar daerah dan keluar negeri," katanya.
Sedangkan Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara mengungkapkan kopi sudah sangat terkenal, sehingga pada Desember 2016 ditetapkan pemerintah menjadi daerah penghasil kopi di Sulut, bersama dengan Minsel.
Untuk itu pihaknya berterima kasih kepada BI yang akan melakukan pendampingan kepada UMKM kopi. "Apalagi kami fokus untuk pengembangan kopi organik," ungkapnya.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Deputi Direktur Bidang Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Buwono Budisantoso, Direktur Kepatuhan Bank SulutGo, Mahmud Turuis dan perwakilan perbankan di Kotamobagu. (erv)