Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tempurung Kepalanya Membusuk karena Kecelakaan Kerja. 'Saya Berharap Perhatian Perusahaan'

Kepalanya masih dibungkus dengan perban untuk menutupi tempurung yang melindungi otak .

Penulis: | Editor:
NET
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Manado Herviansyah

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Kepalanya masih dibungkus dengan perban untuk menutupi tempurung yang melindungi otak yang saat ini sudah tidak ada.

Namun pria Afrianto Karaeng berharap luka dikepalanya cepat sembuh sehingga dia dapat bekerja membantu ekonomi keluarganya.

"Luka di kepala ini karena kesetrum, ketika sedang memasang kabel di perumahan di daerah Paniki," ujar Afriato Karaeng (18) saat datang ke kantor Tribun Manado bersama ibunda tercinta Getroitje Wengke (55) dan kakak sepupu Reflin Tending (38),, Jumat (20/11/2015).

Dia menceritakan lukanya dengan diameter sekitar lima centimeter terjadi karena kecelakaan kerja pada saat pemasangan kabel bertegangan tinggi di tiang listik. Pada waktu itu, dia tidak menggunakan peralatan safety yang seharusnya digunakan. Ketika itu kabel yang dia pegang ternyata masih dialiri listrik. "Ketika itu saya sudah tidak sadarkan diri. Saya baru sadar ketika sudah berada di RS Teling," katanya

Setelah di RS Teling dia dirujuk ke rumah sakit BLU RS Kandou, karena luka bakar yang dialaminya. Awalnya di menduga luka bakar yang dialaminya hanya di tangan dan kaki saja, setelah tiga hari kemudian ternyata di tempurung kepalanya mengalami pembusukan. Oleh rumah sakit kemudian tempurung kepalanya yang membusuk diangkat, sehingga terlihat jelas bagian otaknya. "Ketika diangkat ada cacingnya," ungkapnya.

Kemudian anjuran dokter dia harus di operasi untuk menutupi tempurung kepalanya. operasi yang dilakukan sudah ketika kalinya, namun saat ini tempurung kepalanya masih belum tertutup.

Saat ini dia meminta perhatian kepada perusahaannya, PT BTR sebab ketika sakit hanya tiga bulan pertama saja diberikan gaji, namun saat ini sudah tidak lagi. Selain itu, selama tiga tahun bekerja dia tidak masuk kedalam BPJS Ketenagakerjaan. Padahal jika masuk dalam jaminan tersebut, dia mendapatkan santunan. "Saya berharap perusahaan memberikan perhatian, sampai saya sembuh seperti semula," katanya.

Saat ini untuk menyembuhkan lukanya dia hanya memberikan salep yang diberikan oleh dokter. "Saya hanya melakukan rawat jalan saja, seminggu dua kali, karena sudah tidak memiliki biaya," katanya

Untungnya orang tuanya masih memiliki kartu Jamkesmas, sehingga tidak perlu membayar, namun untuk ongkos pergi ke rumah sakit Manembo-Nembo cukup memberatkannya.

Sedangkan kakak sepupunya Reflin Tending (38) mengungkapkan karena perusahaan tempat Afrianto ingin lepas tanggung jawab pihaknya melaporkan ke Polsek Mapanget, ketika dilakukan mediasi pada Sabtu (21/11) pihak perusahaan hanya akan memberikan Rp 15 juta saja. "Kami tolak uang tersebut, karena sepupu saya lukanya cukup parah," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved