Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Insentif Rendah dan Signal HP Jelek, Perawat 'Langka' di Kepulauan

Kasus-kasus tidak memadainya pelayanan kesehatan dialami semua warga yang mendiami kepulauan dan perbatasan.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor:
TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA
Dialog ketersediaan tenaga kesehatan daerah kepulauan di Manado. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kasus-kasus tidak memadainya pelayanan kesehatan dialami semua warga yang mendiami kepulauan dan perbatasan. Kepala Dinas Kesehatan Sulut, dr Liesje G Punuh MKES mengungkapkan, banyak faktor penyebab minimnya tenaga kesehatan di daerah-daerah tersebut, Kamis (12/2/2015).

Pertama, soal rekrutmen. Punuh mengatakan, acap kali pemerintah provinsi, kabupaten kota membuka formasi tenaga kesehatan, baik dokter maupun tenaga medik lainnya namun tak terisi. Sejauh ini, banyak dokter PTT yang melayani, tapi itu tak menyelesaikan persoalan, sebab suatu saat para dokter ini akan kembali seiring masa tugasnya selesai.

"Lain lagi persoalan insentif yang kurang atau bahkan tidak ada. Itulah kenapa meski ada formasi, tidak ada pelamar. Atau ada yang kami minta, mereka menolak," katanya.

Mengenai persoalan di Bunaken, Punuh mengusulkan Kota Manado lewat Dinkes mengikuti langkah Pemkab Bolmut dan Minahasa yang 'menyewa' dokter PTT daerah. "Insentif mereka dianggarkan di APBD. Boltim sudah menerapkan sejak tahun lalu, menggaji 10 dokter PTT, diikuti Minahasa dan berhasil," jelasnya.

Faktor non-teknis turut menjadi penyebab. Misalnya kondisi terbatasanya sarana transportasi, fasilitas umum hingga komunikasi. Pernah, kata Punuh, ada perawat yang minta pindah tempat tugas dari Bolmong ke Bolsel hanya karena tempat tugas pertama tak ada signal seluler. Ia lebih memilih tugas di tempat lebih jauh asalkan bisa lancar berkomunikasi.

"Bicara pelayanan kesehatan di pulau dan perbatasan memang kompleks dan terkait lintas instansi. Kami melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kuatnya perawat dan bidang di pulau-pulau terluar. Bagaimana di Geme, Kakorotan, Intata, dan pulau lain, mereka melayani di tengah keterbatasan," jelas Punuh.

Kabid Promkes Dinas Kesehatan Kota Manado, dr Jimmy Lalita mengakui keterbatasan sumberdaya dan sarana kesehatan di Bunaken. Kendati status Pustu Bunaken sudah dinaikkan Kemenkes menjadi Puskesmas sejak tahun lalu, kendala utamanya, sulitnya menempatkan dokter dan perawat di sana untuk menetap.

"Setiap tahun ada penerimaan tapi sulit terisi. Kami bahkan sempat berpikir membiayai kuliah calon dokter, perawat atau bidan asal Bunaken dan ketika selesai studi, wajib mengabdi di tempat asalnya," jelas Lalita. Idealnya, sebuah Puskesmas punya dokter, perawat, tenaga farmasi dan sanitarian. "Namun kondisi idealnya sulit terpenuhi. Semua terpulang pada panggilan hidup," tukasnya. (tribunmanado/fernando lumowa)

Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado online.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved