Kerukunan Antarumat Beragama di Minahasa
Meski terpencil, dengan segala kesulitan yang dialami, satu hal yang selalu dipeliharan warga Desa Rumbia.
Penulis: Finneke | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Meski terpencil, dengan segala kesulitan yang dialami, satu hal yang selalu dipeliharan warga Desa Rumbia yakni kerukunan antar warga, terutama muslim dan kristen. Desa yang mayoritas kristen ini hidup berdampingan dengan damai bersama warga muslim yang hanya 12 kepala keluarga. Bahkan jika ada perayaan hari raya keagamaan warga saling membantu.
"Baru-baru ini saya kaget karena dipanggil beri sambutan dalam acara yang dilakukan saudara-saudara muslim. Luar biasa, patut diacungi jempol," ujar Pendeta Deiby Manaroinsong, Ketua Jemaat GMIM Sion Rumbia.
Hingga saat ini, tak pernah sekalipun terjadi konflik karena perbedaan. "Malah kalau misalnya muslim ada acara, warga kristen bantu memasak atau membuat tenda. Pokoknya membantu menyukseskan acara tersebut. Begitu pula sebaliknya," ujar tokoh agama dan masyarakat, Roben Hart Saul.
Diungkapnya, meski terpencil, namun hidup kekeluargaan warga desa setempat terjaga dengan baik. Semua saling menopang satu dengan lainnya. "Ini hal yang telah terpelihara selama bertahun-tahun. Meski kami di sini susah-susah, namun yang namanya kekeluargaan yak pernah kami tinggalkan," ucapnya bangga.
Ia pun berharap, hal itu juga akan terjadi di daerah lain. Jangan sampai kerukunan di Sulut yang selama ini terjaga pecah gara-gara perbedaan. "Perbedaan yang membuat kita kaya, hingga kini jika kerukunan antar agama selalu terjaga, agar tak pernah pudar. Itu yang membuat kita kuat, membuat Sulut diberkati dengan hasil bumi melimpah, dan berkat lainnya dari Tuhan," tutupnya. *