Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ibu-ibu di Tiwoho Cukup Kreatif Buat Tungku

Berada di daerah terpencil, bukan berarti warga Desa Tiwoho.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/FINNEKE WOLAJAN
Kakek ini menjual tungku kayu bakar menggunakan kereta kuda. 

Berada di daerah terpencil, bukan berarti warga Desa Tiwoho Kecamatan Wori miskin kreasi.
Ibu - ibu yang terhimpun dalam perkumpulan bernama "ciraro", berdaya upaya membuat tungku arang briket.

Tungku arang briket ini sudah menembus pasar Manado, bahkan menguasai beberapa toko di pasar 45, dan dalam waktu yang lama segera menguasai mall di Manado.
Yemi, salah satu pengrajin tungku arang briket menyebut ciraro beranggotakan 20 orang, semuanya ibu - ibu. "Kami ada 20 orang," tuturnya.
Awal mula terbentuknya perkumpulan ini, katanya, adalah keresahan para istri yang ditinggal suami mereka melaut atau ke kebun. Waktu itu ada seorang ibu yang tahu membuat briket. Ia mengajak beberapa ibu lainnya untuk membantunya membuat briket, yang keuntungannya dibagi rata.
Lama kelamaan usaha tersebut menarik hati para ibu lainnya. Selanjutnya dibuat model usaha, dan nama ciraro lantas diputuskan sebagai nama perkumpulan itu.
Ciraro merupakan bahasa manado dari hantam. Yeni sendiri lupa mengapa perkumpulan berisikan ibu - ibu itu diberi nama dengan arti sangar. "Mungkin supaya memacu semangat mereka untuk menghantam segala kesulitan hidup," katanya. Yeni mengakui target awal ciraro hanyalah memenuhi kebutuhan warga sekitar.
Namun ternyata tungku arang briket buatan mereka menyebar jauh hingga ke Manado.
Hingga suatu hari datang perwakilan sebuah toko di Manado, menawarkan kerjasama pembelian tungku briket.
"Saya terkejut, tak sangka jika ada orang manado cari briket di sini," tuturnya.
Datangnya perwakilan itu membuka keran bagi perwakilan lain dengan maksud yang sama.
Peluang mengembangkan usaha langsung disambar ciraro, dengan mendatangi Manado untuk menawarkan sendiri tungku kriket.
Hal yang ternyata disambut baik. `Usaha kami disambut baik, itu terbukti dari banyaknya pesanan," tuturnya.
Target ciraro pun meluas, dari sebatas memenuhi dapur sendiri menjadi penyedia tungku arang briket bagi Manado, bahkan Sulut.
Angin segar berembus, ketika sebuah lembaga di Denmark menawarkan bantuan berupa mesin pres, mesin bakar dan giling, hingga pembuatan tungku arang menjadi lebih mudah.
Saat ini ciraro tengah menjajaki kerjasama dengan sebuah mall di manado, dan tampaknya akan segera terwujud dalam waktu dekat.
Meski sibuk membuat briket, namun para ibu tiwoho tetap pada tugas mereka yaitu melayani suami dan anak.
"Kami kan kerja hanya tiga kali seminggu," sebutnya.
Tokoh masyarakat Desa Tiwoho Maramis menyebut, upaya warga tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah setempat
Sejumlah bantuan sudah diterima, dari uang, barang hingga dukungan moral.
"Jika ada ibu yang sudah ogah, aparat memberi support," kata dia. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved