Sulut Maju
Gubernur YSK Komaling Tantang Inovator Sulut Ciptakan Mini Smelter Mobile untuk Pertambangan
Ringkasan Berita:
- Yulius Selvanus SE melontarkan tantangan besar kepada para inovator dan peneliti Sulut.
- Tantangan itu disampaikannya saat menutup Sulut Riset dan Inovasi Expo 2025 di Manado Town Square 1, Kamis (20/11/2025).
- Gubernur menyebut, sudah saatnya inovasi riset tidak hanya berhenti pada konsep, tetapi masuk ke sektor yang memiliki dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gubernur Sulawesi Utara Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Komaling SE melontarkan tantangan besar kepada para inovator dan peneliti Sulut menciptakan mini smelter mobile yang bisa dipindahkan ke berbagai lokasi penambangan rakyat.
Tantangan itu disampaikannya saat menutup Sulut Riset dan Inovasi Expo 2025 di Manado Town Square 1, Kamis (20/11/2025).
Gubernur YSK menegaskan bahwa inovasi teknologi harus menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Termasuk sektor pertambangan rakyat yang akan segera mendapat izin resmi dari Pemerintah Provinsi.
“Saya menantang seluruh peserta untuk berinovasi membuat mini smelter mobile, yang bisa digerakkan ke mana saja. Dalam waktu dekat, izin pertambangan rakyat akan segera dirasakan para penambang di Sulawesi Utara,” kata Gubernur Yulius Selvanus.
Gubernur menyebut, sudah saatnya inovasi riset tidak hanya berhenti pada konsep, tetapi masuk ke sektor yang memiliki dampak ekonomi langsung bagi masyarakat.
Menurutnya, mini smelter mobile dapat menjadi solusi bagi penambang rakyat agar tidak lagi bergantung pada fasilitas pengolahan skala besar yang selama ini dimonopoli industri besar.
“Inovasi harus menyentuh kebutuhan ekonomi daerah. Smelter mobile akan sangat membantu penambang kecil untuk mengolah hasil tambangnya sendiri dengan efisien,” tegasnya .
YSK kembali menegaskan keyakinannya bahwa Sulut mampu mencari jalan keluar dari tekanan fiskal.
"Salah satunya dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, termasuk sektor pertambangan," terang dia.
Potensi Tambang Sulawesi Utara di Tengah Pembahasan Obligasi Daerah
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) kembali menegaskan keyakinannya bahwa Sulut mampu mencari jalan keluar dari tekanan fiskal, salah satunya dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam, termasuk sektor pertambangan.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi Keynote Speaker dalam Sarasehan Nasional bertema Obligasi Daerah, Rabu (19/11/2025) di Ruang CJ Rantung Kantor Gubernur Sulut.
Kegiatan ini mempertemukan pemerintah daerah, akademisi, hingga lembaga keuangan untuk membahas strategi pembiayaan masa depan, termasuk peluang penerbitan obligasi daerah.
Dalam penyampaiannya, Gubernur YSK menekankan bahwa Sulawesi Utara punya kekuatan nyata jika harus mengkaji serius skema obligasi daerah.
"Obligasi itu ada jaminannya. Sulawesi Utara punya tambang emas sangat besar. Jadi saya tidak pernah takut,” tegas YSK, disambut perhatian para peserta sarasehan.
Pernyataan ini menjadi salah satu poin paling menonjol, menggambarkan bagaimana Sulut memiliki sumber daya yang bisa menjadi nilai tambah dalam membangun instrumen pembiayaan daerah.
Pernyataan terkait potensi tambang ini muncul ketika Gubernur memaparkan kondisi fiskal Sulut yang sedang tertekan.
Menurutnya, Transfer ke Daerah (TKD) 2026 turun drastis dari sekitar Rp14 triliun menjadi sekitar Rp11 triliun.
“Ini tantangan besar. Kapasitas fiskal kita masuk kategori rendah. Karena itu, kita harus mencari cara, bukan mengeluh,” ujar YSK.
YSK juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan terpukul oleh kritik, termasuk dari sejumlah pihak yang menyebut capaian Sulut berada di posisi bawah.
“Saya tidak pernah patah semangat. Pemimpin itu hadir bukan hanya saat kondisi enak, tetapi ketika keadaan sulit,” tegasnya
Gubernur menjelaskan bahwa di banyak negara maju seperti Tiongkok, Jepang, Inggris, hingga Amerika Serikat, obligasi bahkan diterbitkan sampai tingkat kota.
“Kalau negara lain bisa, kenapa kita tidak? Dengan kekuatan yang kita punya, saya yakin Sulut bisa," tegasnya.
YSK berharap Sarasehan Nasional ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret dan visioner untuk memperkuat pembiayaan pembangunan, tidak hanya di Sulut, tetapi di seluruh Indonesia.
“Kita berkumpul untuk merumuskan masa depan. Saya hadir membawa data agar diskusi kita berdiri di atas fakta,” tutup Gubernur.
(TribunManado.co.id/Ren)
