Sulut Maju

Satu Sulut Cinta Damai Bergema di TKB Manado, Kaos dan Kue Dibagikan Kepada Masyarakat

Tribun Manado/Rhendi Umar
HUT SULUT - Tonaas Wangko Paesaan Ne Tua Tua Minaesa (PNTTM) Ishak Tambani bersama tim, yang turun langsung ke jalan membagikan kaos dan makanan. Aksi sederhana ini menjadi cara mereka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ke-61. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Suasana kawasan Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado, yang terletak di Jalan Dotulolong Lasut, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Selasa sore tampak berbeda. 

Lalu lalang kendaraan sejenak melambat ketika sejumlah orang berbaju adat dan kaos putih bertuliskan, Satu Sulut Cinta Damai menghampiri pengendara dan warga yang melintas.

Mereka tim dari Tonaas Wangko Paesaan Ne Tua Tua Minaesa (PNTTM) Ishak Tambani, yang turun langsung ke jalan membagikan kaos dan makanan. 

Aksi sederhana ini menjadi cara mereka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ke-61.

“Kita datang hari ini dalam rangka berbagi kasih dengan masyarakat sekitar dalam rangka HUT Pemprov Sulut ke-61. Kita juga membagikan kaos Sulut Cinta Damai yang merupakan slogan dari Pak Gubernur Sulut YSK,” tutur Ishak Tambani dengan senyum hangat Selasa (23/9/2025)

Masyarakat menyambut gembira. Seorang pengendara ojek online, Arman, mengaku senang menerima kaos tersebut.

“Senang sekali, jarang-jarang ada kegiatan seperti ini. Kaosnya bagus, pesannya juga mengingatkan kita untuk jaga damai,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Yohana, seorang ibu rumah tangga yang kebetulan melintas di sekitar TKB.

“Bukan soal kaos atau makanan saja, tapi perhatian seperti ini membuat kami merasa dihargai,” katanya dengan wajah sumringah

Bagi banyak warga, kaos bertuliskan Cinta Damai bukan sekadar pakaian, melainkan simbol persatuan dan keteduhan di tanah Nyiur Melambai. 

Aksi berbagi di ruang publik ini semakin menghidupkan nuansa kebersamaan dalam peringatan HUT Pemprov Sulut ke-61, sejalan dengan semangat Gubernur Yulius Selvanus Komaling (YSK) yang terus menggaungkan pesan “Sulut Cinta Damai.

Pesan Gubernur YSK di HUT Pemprov ke - 61

Sebelumnya Gubernur Yulius Selvanus Komaling menegaskan bahwa HUT bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk merefleksikan arah pembangunan ke depan, khususnya dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah.

“Ini adalah wujud syukur atas perjalanan panjang yang telah ditempuh serta kesempatan untuk meneguhkan jati diri masyarakat Sulut, sekaligus merumuskan langkah menuju Sulawesi Utara yang lebih maju, sejahtera, dan berkelanjutan,” ujar YSK dalam perayaan HUT ke 61 Provinsi Sulawesi Utara, di Kantor Gubernur Sulut, Jalan 17 Agustus Kompleks Bumi Beringin, Kecamatan Wenang, Kota Manado.

YSK menyampaikan capaian penting di bidang pembangunan dan ekonomi.

Pada Semester I/Triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi Sulut tercatat sebesar 5,64 persen year on year, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional. 

Selain itu, angka kemiskinan menunjukkan tren menurun, menandakan kesejahteraan masyarakat semakin membaik.

“Stabilitas ekonomi ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi hasil dari kerja keras bersama dalam mendorong investasi, memperkuat sektor pariwisata sebagai prime mover, serta membangun infrastruktur berkelanjutan yang menopang perekonomian daerah,” jelasnya.

Di tengah capaian ekonomi, YSK juga menyoroti pentingnya kerukunan antarumat beragama yang tetap terjaga.

Menurutnya, iklim sosial yang harmonis adalah modal utama untuk mendukung pertumbuhan investasi dan pembangunan berkelanjutan di Sulut.

“Beberapa kota di Sulut berhasil masuk peringkat atas sebagai kota paling toleran di Indonesia. Ini bukti nyata bahwa Sulut bukan hanya maju secara ekonomi, tapi juga menjadi ikon toleransi dan laboratorium kerukunan di Tanah Air,” tambahnya.

Gubernur YSK mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bersinergi dengan semangat mapalus atau gotong royong, agar Sulut semakin kompetitif di tengah persaingan global.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan semua pihak, dari akademisi, pelaku usaha, TNI-Polri, tokoh agama, hingga masyarakat luas. Bersama-sama, kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap kuat, sambil tetap melestarikan langit biru, laut biru, dan daratan hijau Sulut,” tegasnya.

Sejarah Terbentuknya Provinsi Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara secara resmi terbentuk dan menjadi Daerah Tingkat I berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1964 pada tanggal 23 September 1964, yang sekaligus dirayakan sebagai hari jadinya.

Pembentukan ini merupakan hasil dari beberapa kali perubahan administrasi pasca-kemerdekaan, di mana wilayah Sulawesi awalnya menjadi satu provinsi, lalu dimekarkan menjadi beberapa daerah tingkat I, termasuk Sulawesi Utara Tengah dan kemudian menjadi Sulawesi Utara.  

Setelah kemerdekaan Indonesia, wilayah Sulawesi menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi dan berstatus keresidenan.  

Pada tahun 1948, wilayah Sulawesi sempat bergabung dalam Negara Indonesia Timur yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah RIS bubar, wilayah Sulawesi kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia pada tahun 1950.  

Seiring waktu, administrasi pemerintahan di Pulau Sulawesi mengalami pemekaran.

Pada tahun 1960, Provinsi Sulawesi dibagi menjadi dua bagian, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dan Sulawesi Utara Tengah. Mr. A.A. Baramuli ditunjuk sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu Sulawesi Utara/Tengah untuk mengatur pemerintahan di wilayah tersebut.  

Pada tanggal 23 September 1964, dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, wilayah Sulawesi Utara resmi diakui sebagai Daerah Tingkat I. (Ren)

kuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca juga: HUT ke-61 Provinsi, Wajah Pantai di Minut Tampil di Tayangan Profil Sulawesi Utara