Sulut Maju

Wagub Sulut Victor Mailangkay Sambut Mentan Andi Amran, Hadiri Rakor Hilirisasi Perkebunan

Dok. Pemprov Sulut
KUNJUNGAN - Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025). Hadiri rakor hilirisasi perkebunan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya, Jumat (12/9/2025). 

Kedatangannya kali ini disambut Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay, sekaligus menghadiri Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan di Ruang C.J. Rantung, Kantor Gubernur Sulut.

SINERGI: Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025).
SINERGI: Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025). (Dok. Pemprov Sulut)

Dalam sambutan Gubernur Sulut Yulius Selvanus Komaling yang dibacakan Wagub Victor, ditegaskan bahwa sektor pertanian dan perkebunan tetap menjadi pilar utama pembangunan daerah.

“Pertanian menyumbang kontribusi signifikan sebesar 20,59 persen terhadap PDRB Sulut pada kuartal pertama 2025. Angka ini membuktikan bahwa pertanian adalah tulang punggung ekonomi Sulut sekaligus penopang ketahanan pangan nasional,” ujar Victor.

Sulut sendiri memiliki areal perkebunan seluas 403.539 hektare dengan kelapa sebagai komoditas unggulan mencapai 264.550 hektare. 

Namun, sekitar 20 ribu hektare di antaranya sudah tergolong tanaman tua dan mendesak untuk diremajakan, yang membutuhkan sekitar 2,45 juta benih baru. 

KUNJUNGAN - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025).
KUNJUNGAN - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025). (Dok. Pemprov Sulut)

Selain kelapa, daerah ini juga memiliki potensi besar pada komoditas cengkih, pala, kakao, kopi, dan vanili.

Bahkan, ekspor komoditas perkebunan Sulut pada tahun 2024 tercatat menembus Rp2,5 triliun, sebagian besar berasal dari kelapa dan produk turunannya.

“Kami menyadari masih banyak tantangan, mulai dari alih fungsi lahan hingga kebutuhan infrastruktur logistik. Karena itu, dukungan pemerintah pusat melalui penyediaan benih unggul, penerapan praktik budidaya modern, hingga fasilitasi investasi menjadi kunci keberhasilan hilirisasi pertanian di Sulut,” jelas Victor.

Bahkan, ekspor komoditas perkebunan Sulut pada tahun 2024 tercatat menembus Rp2,5 triliun, sebagian besar berasal dari kelapa dan produk turunannya.

“Kami menyadari masih banyak tantangan, mulai dari alih fungsi lahan hingga kebutuhan infrastruktur logistik. Karena itu, dukungan pemerintah pusat melalui penyediaan benih unggul, penerapan praktik budidaya modern, hingga fasilitasi investasi menjadi kunci keberhasilan hilirisasi pertanian di Sulut,” jelas Victor.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran menegaskan bahwa penguatan sektor pertanian menjadi prioritas nasional sesuai arahan Presiden. 

Tahun ini, pemerintah pusat menyiapkan anggaran sekitar Rp10 triliun untuk pengadaan bibit di seluruh Indonesia.

“Khusus untuk Sulawesi Utara, kami siapkan bibit dan benih untuk 41 ribu hektare. Ini yang terbesar sejak Indonesia merdeka,” tegas Amran.

KUNJUNGAN - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025).
KUNJUNGAN - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, kembali menyapa masyarakat Sulawesi Utara melalui kunjungan kerjanya pada Jumat (12/9/2025). (Dok. Pemprov Sulut)

Amran juga menyoroti keunggulan pala asal Sulut yang dinilai memiliki kualitas terbaik. 

“Harga pala Sulut bisa mencapai Rp70 ribu per kilo. Untuk itu, kami akan siapkan lahan 15 ribu hektare khusus pala, bahkan bisa ditambah. Hilirisasi akan terus didorong agar memberi nilai tambah lebih besar bagi petani,” jelasnya.

Ia menekankan agar program ini tidak berhenti di level seremoni. 

“Bibit ini harus menghasilkan. Tidak boleh asal tanam, harus betul-betul memberi manfaat nyata bagi petani,” tegasnya.

Dengan sinergi pemerintah pusat dan daerah, diharapkan langkah besar ini mampu mengangkat kesejahteraan petani, memperkuat daya saing komoditas unggulan Sulut, sekaligus membuka jalan menuju pertanian modern yang berorientasi ekspor. (Ren)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.