Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo di Sulut

Momen Unik, Pendemo Bentangkan Poster Ayat Alkitab Yesaya 10:1 di Depan DPRD Sulawesi Utara

Aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Sulawesi Utara, Senin (1/9/2025), menampilkan sebuah momen unik sekaligus menggetarkan hati.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Tribun Manado/Arthur Rompis
DEMO DI SULUT - Momen Unik, Pendemo Bentangkan Poster Ayat Alkitab Yesaya 10:1 di Depan DPRD Sulawesi Utara. Di tengah teriakan yel-yel dan desakan massa menolak kebijakan kenaikan anggaran, ada sekelompok pendemo yang membentangkan sebuah poster besar bertuliskan ayat Alkitab dari kitab Yesaya 10:1. 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Gelombang protes mahasiswa di depan Gedung DPRD Sulawesi Utara, Senin (1/9/2025), tak hanya diwarnai teriakan lantang dan spanduk kritis.

Aksi itu juga menghadirkan momen-momen unik mulai dari pembentangan poster bertuliskan ayat Alkitab, orasi bernuansa satir, hingga nyanyian rohani.

Aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Sulawesi Utara, Senin (1/9/2025), menampilkan sebuah momen unik sekaligus menggetarkan hati.

Baca juga: Aksi Damai di DPRD Sulut, Sejumlah Mahasiswa Menyanyi Lagu Jalan Serta Yesus

Di tengah teriakan yel-yel dan desakan massa menolak kebijakan kenaikan anggaran, ada sekelompok pendemo yang membentangkan sebuah poster besar bertuliskan ayat Alkitab dari kitab Yesaya 10:1.

Tulisan di poster itu berbunyi:

"Celakalah mereka yang menetapkan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mereka yang mencatat keputusan-keputusan kelaliman,"

Momen tersebut sontak menarik perhatian peserta aksi maupun aparat keamanan yang berjaga.

Banyak warga yang turut mendokumentasikan poster itu dengan kamera ponsel.

Para pendemo menyebut, ayat itu sengaja mereka angkat sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.

Mereka menilai pesan profetis dalam kitab suci relevan untuk mengingatkan para wakil rakyat agar tidak melupakan tugas utama memperjuangkan keadilan.

Aksi dengan nuansa religius tersebut menambah warna dalam gelombang protes yang terus menguat di berbagai daerah, termasuk di Sulawesi Utara.

Massa Aksi Paksa Masuk Kantor DPRD Sulawesi Utara

Aliansi organisasi mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di kantor DPRD Sulawesi Utara, Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Senin (1/9/2025).

Rombongan mahasiswa memaksa masuk ke Kantor DPRD Sulut.

Padahal, Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Roycke H Langie meminta mengutus perwakilan untuk berdialog dengan anggota DPRD Sulut.

"Silakan kirim utusan masing-masing. Teman-teman telah ditunggu oleh Ketua DPRD Sulut bersama anggota," jelas Roycke.

Menurut Roycke, mahasiswa punya hak menyampaikan aspirasi tetapi harus dengan tertib dan aman.

"Silakan teman-teman sampaikan aspirasi tetapi harus mengusut utusan agar semua tuntutan bisa disampaikan," ungkapnya.

Sementara itu, massa aksi tetap memaksa untuk masuk ke kantor DPRD Sulut.

"Kita tidak ada perwakilan. Semua harus masuk ke kantor DPRD Sulut. Kita jamin tidak akan chaos," teriak massa aksi.

Sempat Berdialog

Aliansi organisasi mahasiswa di Sulawesi Utara tiba di kantor DPRD Sulut, Jalan Raya Manado-Bitung, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Senin (1/9/2025).

Rombongan mahasiswa pendemo ini tiba sekitar pukul 13.30 Wita. 

Rombongan pertama, ratusan mahasiswa ini berasal organisasi kemahasiswaan seperti GMKI, PMII, PMKRI, gabungan mahasiswa Unsrat, Fakultas Teologi UKIT. 

Rombongan ini bergerak dari arah Interchange Manado.

Kelompok kedua, ratusan mahasiswa yang membawa panji HMI masuk dari arah Taman Makam Pahlawan (TMP) Kairagi. 

Begitu tiba, rombongan mahasiswa ini langsung meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu-lagu pembakar semangat. 

Tak berapa lama, Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol Roycke H Langie turun ke gerbang DPRD Sulut.

Ia menemui perwakilan, pemimpin para pendemo. 

"Adik-adik sekalian silakan sampaikan aspirasi tapi kita perlu mengingat, semua ada aturannya. Kebebasan berpendapat dijamin Undang-Undang tapi harus bertanggung jawab," kata Langie.

Ia minta pendemo menyampaikan aspirasi tidak anarkis.

"Kalian ini adalah penerus. Suatu saat nanti menggantikan kami. Ada yang akan jadi anggota DPRD, ada mungkin yang jadi kapolda," ujar Langie. (*)

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved