Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minahasa Sulawesi Utara

Profil Prayshe Lengkong, Gadis Cantik Pembawa Sang Merah Putih di Upacara HUT ke-80 RI di Minahasa

Prayshe, yang lahir di Minahasa pada 29 Juni 2009, dikenal sebagai sosok yang disiplin dan memiliki hobi modeling. 

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Mejer
SOSOK - Prayshe Lengkong, siswi kelas XI SMA Negeri 1 Langowan, Minahasa, Sulawesi Utara yang mendapat kehormatan besar sebagai pembawa bendera merah putih dalam pacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Sam Ratulangi, Tondano, Minahasa pada Minggu, 17 Agustus 2025. Prayshe mengatakan sangat bersyukur bisa ditunjuk membawa Sang Mera Putih. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Sam Ratulangi, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, pada Minggu, 17 Agustus 2025, menjadi momen tak terlupakan bagi Prayshe Lengkong

Siswi kelas XI SMA Negeri 1 Langowan ini mendapat kehormatan besar sebagai pembawa bendera merah putih.

Prayshe, yang lahir di Minahasa pada 29 Juni 2009, dikenal sebagai sosok yang disiplin dan memiliki hobi modeling. 

Saat diwawancarai Tribunmanado.co.id, Prayshe mengatakan sangat bersyukur bisa ditunjuk membawa Sang Mera Putih pada Upacara Peringatan Kemerdekaan tersebut.

"Awalnya tak menyangka ditunjuk untuk membawa bendera merah putih tetapi bersyukur lewat kerja keras dan latihan semua bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.

Pengalamannya di dunia Paskibraka bukanlah hal baru. 

Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai pembawa baki bendera merah putih di tingkat kecamatan.

Kata Prayshe, hal itu, jadi sebuah pengalaman berharga untuk tugasnya di tingkat kabupaten ini.

Ia menceritakan sedikit proses latihan dan karantina yang harus dia lalui sebagai seorang Paskibraka.

"Kami mengikuti latihan Keras dan Karantina menuju puncak upacara pengibaran bendera dimulai dengan latihan yang intens selama lebih dari tiga bulan," ungkap dia.

Proses latihan ini tidak hanya mengasah ketahanan fisik, tetapi juga mental. 

"Latihan ini sangat berat, tapi saya menikmatinya," ujar Prayshe.

Setelah melalui seleksi ketat, Prayshe dan anggota Paskibraka lainnya memasuki masa karantina selama satu minggu, mulai 14 Agustus 2025. 

Selama karantina, mereka ditempa dengan berbagai aturan ketat untuk mempersiapkan diri secara total.

Bagi Prayshe, tantangan terbesar selama karantina adalah tentang kedisiplinan dan ketepatan waktu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved