Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok She Zhijiang, Raja Scam-Judol Asia Tenggara, Ubah Desa Miskin di Myanmar Jadi Kota Kriminal

She Zhijiang, warga China yang diduga membangun jaringan judi online (judol) ilegal dan penipuan siber (online scam) di Myanmar.

KOMPAS.COM/CHANAKARN LAOSARAKHAM
TERTANGKAP - Bos besar scam Myanmar asal China, She Zhijiang, saat dikawal Polisi Kerajaan Thailand menuju Kantor Polisi Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, untuk diekstradisi ke negara asalnya pada Rabu (12/11/2025). Sosok She Zhijiang, Raja Scam-Judol Asia Tenggara, Ubah Desa Miskin di Myanmar Jadi Kota Kriminal 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah buron lebih dari satu dekade, langkah She Zhijiang akhirnya terhenti.

Pria asal China yang dikenal sebagai “Raja Scam dan Judi Online Asia Tenggara” itu diekstradisi ke Beijing, menutup pelariannya yang panjang dari hukum.

She, sosok di balik jaringan penipuan siber dan judi online raksasa di Myanmar, ditangkap di Thailand pada 2022 atas permintaan Interpol.

Baca juga: Potret Kawasan Online Scam di Myanmar, Jadi Pusat Operasi Penipuan Siber Terbesar di Asia Tenggara

Kini, di usia 43 tahun, bos besar dunia gelap digital itu harus menghadapi tuduhan mengoperasikan kerajaan kriminal lintas negara yang menjerat ribuan korban.

Ekstradisi ini terjadi menjelang kunjungan kenegaraan bersejarah Raja Thailand ke Beijing, kali pertama raja berkuasa melawat ke China, dan dianggap sebagai simbol penguatan hubungan bilateral kedua negara.

She diberangkatkan dari Thailand pada Rabu (12/11/2025) melalui Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. Ia dikawal oleh dua petugas keamanan saat meninggalkan kantor polisi bandara.

Jejak kriminal She Zhijiang, ubah kota jadi sarang kejahatan

She Zhijiang lahir pada 1982 di desa miskin Provinsi Hunan, China. Ia keluar dari sekolah pada usia 14 tahun dan belajar pemrograman komputer secara otodidak.

Pada usia awal 20-an, She pindah ke Filipina dan mulai membangun bisnis judol. Perbuatan itu melanggar hukum China.

Pada 2014, ia dijatuhi hukuman oleh pengadilan China atas keterlibatannya dalam kasus lotre ilegal.

Meski demikian, bisnis She terus meluas ke negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Kamboja dan Myanmar.

Menurut catatan Departemen Keuangan AS, She juga memegang paspor dua negara itu.

Nama She Zhijiang lalu mencuat sebagai salah satu bos besar jaringan penipuan siber di Asia Tenggara.

Jaringan tersebut dilaporkan menjebak ribuan warga negara China, sehingga mendorong Pemerintah Beijing meningkatkan tindakan terhadap kejahatan siber lintas negara.

Salah satu proyek terbesar She adalah Kota Shwe Kokko di Myanmar, yang tidak jauh dari perbatasan Thailand.

Kawasan yang dulunya desa itu sempat dipromosikan sebagai resor mewah untuk wisatawan asal China.

Namun, laporan investigatif menyebutkan bahwa Shwe Kokko justru menjadi pusat aktivitas ilegal, termasuk online scam, pencucian uang, bahkan perdagangan manusia.

Wartawan BBC yang mengunjungi Shwe Kokko awal tahun ini hanya melihat sedikit wisatawan asing.

Penduduk setempat mengungkapkan, aktivitas penipuan masih berlangsung secara terselubung.

She dan perusahaannya, Yatai International Holdings Group, sudah disanksi oleh Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat.

Perusahaan itu disebut terlibat pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan operasional Shwe Kokko.

Dalam wawancara dengan BBC dari dalam penjara pada awal 2025, She membantah perusahaannya terlibat penipuan.

"Perusahaan kami tidak pernah menerima penipuan dan praktik penipuan telekomunikasi," ujarnya.

Namun, ia mengakui adanya kemungkinan penipu masuk ke kawasan itu karena menurutnya, kota itu terbuka untuk siapa pun.

PBB memperkirakan, ratusan ribu orang menjadi korban jebakan pusat-pusat penipuan digital di Asia Tenggara.

Para korban kerap direkrut dengan tawaran kerja palsu, lalu ditahan dan dipaksa melakukan online scam. Mereka yang menolak bisa dikenai hukuman fisik hingga penyiksaan.

Mayoritas korban berasal dari China, yang membuat isu ini menjadi perhatian serius Pemerintah Beijing.

Dalam beberapa bulan terakhir, China memperkuat penindakan terhadap sindikat penipuan, termasuk menjatuhkan hukuman mati kepada beberapa pelaku utama dari kelompok kejahatan terorganisir.

Artikel tayang di Kompas.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved