Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa

Akhirnya Terungkap Orang Berpengaruh di Belakang Menkeu, Pantas Purbaya Sampai Berani Ceplas-ceplos

Sejak dilantik pada 8 September 2025, Purbaya menyebut kebijakan dan komunikasinya selalu didasarkan pada hasil survei terhadap masyarakat.

Editor: Indry Panigoro
Tribunnews.com/Taufik Ismail
MENKEU- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Dan usai dilantik Presiden Prabowo sejak 8 September 2025, gaya bahasa Purbaya Yudhi kini menjadi perbincangan. 
Ringkasan Berita:
  • Purbaya Yudhi Sadewa adalah Menteri Keuangan yang dilantik Presiden 8 September 2025.
  • Purbaya Yudhi Sadewa dinilai sebagai menteri ceplas-ceplos.
  • Ternyata ada sosok penting di balik gaya koboi sang menter.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa hingga kini terus jadi perbicangan publik.

Usai dilantik jadi Menkeu menggantikan Sri Mulyani, kehidupan Purbaya Yudhi Sadewa pun tak luput dari sorotan publik.

Termasuk soal gaya koboinya yang dinilai sebagai menteri ceplas-ceplos.

Purbaya sendiri adalah arjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung yang melanjutkan pendidikannya di Purdue University, AS dan meraih gelar MSc dan Ph.D dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Karier profesionalnya bermula sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989-994).

Kemudian pada tahun 2000-2005, ia berpindah karier ke dunia riset ekonomi sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute.

Pada 2006-2008 ia menjabat sebagai Direktur Utama PT Danareksa Securities.

Kemudian, Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), serta anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.

Purbaya juga mengawali karier politik dan pemerintahan sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian pada era 2010-2014, dan juga menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional.

Pada 2015, ia menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden.

Kemudian Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam pada 2015-2016.

Selanjutnya, Purbaya dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan Staf Khusus bidang Ekonomi Kemenko Maritim (2016–2020), kemudian menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).

Purbaya diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Keputusan Presiden RI No.58/M Tahun 2020.

Ia resmi menjabat sebagai Ketua Dewas LPS mulai 3 September 2020.

Jabatan tersebut mempertegas perannya sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Selain itu ia juga sempat menjabat sebagai komisaris di holding BUMN Pertambangan PT Inalum (Persero).

Dan usai dilantik Presiden Prabowo sejak 8 September 2025, gaya bahasa Purbaya Yudhi kini menjadi perbincangan.

MENKEU- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
MENKEU- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Kini terungkap jika gaya bicara Menkeu Purbaya ceplas-ceplos ternyata punya bekingan dari pusat yang merupaka orang berpengaruh.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengakui jika gaya bicaranya atas perintah Presiden Prabowo

Jika tak ada arahan langsung dari Presiden Prabowo, Purbaya tidak akan bergaya komunikasi ceplas-ceplos.

Lantaran gaya bicara tersebut bukanlah sikap pribadinya.

Namun, ia menegaskan bahwa gaya tersebut bukan keinginan pribadinya, melainkan atas perintah Presiden Prabowo Subianto.

“Sepertinya saya koboi, tapi yang saya lakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Itu juga atas perintah Bapak Presiden, saya nggak berani gerak sendiri,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025).

Ia menambahkan, sebagai Menkeu dirinya hanya berperan sebagai perpanjangan tangan Presiden.

“Saya hanya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, cuma versi yang lebih halus,” ucapnya sambil tersenyum.

Sejak dilantik pada 8 September 2025, Purbaya menyebut kebijakan dan komunikasinya selalu didasarkan pada hasil survei terhadap masyarakat.

Berdasarkan survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Oktober 2025, sentimen publik terhadap pemerintah di bidang ekonomi meningkat.

Menurutnya, kepercayaan masyarakat sempat turun tajam pada Juli hingga September 2025 hingga memicu sejumlah aksi unjuk rasa.

Namun, setelah beberapa kebijakan yang dinilai sebagian orang terlalu “drastis”, tren kepercayaan mulai membaik.

“Juli, Agustus, September, turun terus ke titik terendah, tapi setelah kebijakan kita jalan, walaupun agak ceplas-ceplos, berhasil mengembalikan sentimen kepercayaan masyarakat,” kata Purbaya sembari menunjukkan grafik hasil survei.

Ia menilai, situasi ekonomi nasional berpengaruh besar terhadap sentimen masyarakat terhadap pemerintah.

“Kalau ekonomi memburuk, wajar masyarakat mengkritik pemerintah. Tapi kalau ekonomi membaik, mereka pun senang,” pungkasnya.

Hasan Nasbi: Bisa Jadi Bumerang

Sebelumnya, Hasan Nasbi mengunggah video di kanal YouTube pribadinya pada Jumat (24/10/2025), mengkritik gaya komunikasi Purbaya yang disebutnya “nyetrum” dan kerap menyerang pejabat lain, termasuk sesama anggota kabinet.

Hasan Nasbi memberikan keterangan kepada Tribun Selasa (4/2/2025).  (Tribun/ Lendy Ramadhan)
Hasan menilai, gaya seperti itu bisa menjadi bumerang jika terus dibiarkan.

“Kalau setiap hari nyetrum orang, nanti bisa jadi bumerang karena yang disetrum lama-lama akan melawan,” kata Hasan, dikutip Tribunnews.com.

Ia menyebut, polemik antara Purbaya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi contoh efek komunikasi yang agresif.

Hasan menyarankan agar Purbaya lebih banyak berdiskusi secara internal ketimbang melontarkan kritik di depan publik.

“Kalau mau saling koreksi, lakukan di ruang tertutup. Kalau di ruang terbuka, justru menghibur pihak yang tidak sejalan dengan pemerintah,” ujarnya.

Hasan menegaskan, sebagai pejabat publik, para menteri seharusnya menjaga kekompakan dan persepsi positif masyarakat terhadap pemerintah.

“Rakyat ingin melihat pemerintah yang kompak dan fokus kerja, bukan saling sindir di media,” pungkasnya. 

Menkeu Purbaya Sewa Hacker
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terus menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional.

Lulusan doktoral bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat ini kini fokus membenahi sistem digital perpajakan melalui peningkatan keamanan Coretax.

Coretax sendiri merupakan sistem administrasi milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang mengintegrasikan seluruh layanan utama perpajakan, mulai dari pendaftaran wajib pajak, pelaporan SPT, hingga proses pembayaran, pemeriksaan, dan penagihan pajak.

Karena kompleksitas dan pentingnya sistem ini, risiko kebocoran data menjadi perhatian serius pemerintah.

Untuk mencegah hal tersebut, Menkeu Purbaya mengambil langkah tidak biasa, merekrut hacker.

Saat ini baru satu orang yang resmi bergabung, namun ia membuka peluang untuk menambah jumlahnya di masa mendatang.

“Ini baru sedikit yang datang, baru satu yang bantu. Kalau kurang akan saya datangin beberapa,” ujar Purbaya, dikutip dari kanal YouTube Tribunnews Depok, Sabtu (25/10/2025).

“Mereka jago-jago, orang Indonesia semua, teman-teman harus sadar bahwa orang kita banyak yang jago betulan,” tambahnya.

Pengalaman Merekrut Hacker di Masa Lalu
Langkah unik ini bukan yang pertama dilakukan Purbaya.

Ia menceritakan pengalamannya ketika menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Saat itu, dirinya sempat yakin sistem keamanan LPS tak mudah ditembus.

Namun keyakinan itu sirna setelah sekelompok hacker berhasil menembus sistem LPS hanya dalam waktu lima menit.

Kejadian tersebut membuatnya kagum sekaligus sadar bahwa kemampuan para peretas Indonesia patut diapresiasi.

“Jadi suatu saat saya bilang LPS enggak bisa tembus, ada yang bilang ‘tembus mas’, coba kirim hacker-nya ke saya.

Datang tuh 8 orang satu grup hacker terkenal, rangking 6 internasional, mereka biasa dipakai hack untuk tes Google. Bobol tuh punya LPS, lima menit bobol. Wih jago juga nih orang, ya udah lo gue sewa,” kenang Purbaya.

Sejak saat itu, ia percaya bahwa merangkul hacker adalah cara efektif untuk memperkuat keamanan siber lembaga keuangan.

Langkah ini terbukti membuat sistem LPS jauh lebih tangguh dari upaya peretasan.

“Kalau kita tidak bisa ngalahin, kita rangkul mereka. Mereka baik, merah putih semua, kita kasih ruang untuk bantu LPS sehingga LPS kuat banget. Sekarang enggak lama lagi mereka akan memperkuat di sini juga,” ungkapnya.

Langkah Purbaya ini menjadi contoh nyata bahwa pendekatan inovatif bisa menjadi kunci menjaga keamanan digital negara, terutama di era ekonomi berbasis data seperti sekarang.

Langkah Menteri Keuangan Purbaya merekrut hacker adalah strategi yang visioner di tengah ancaman siber global.

Di era digital, keamanan data menjadi pilar utama ekonomi modern. Keputusan ini menunjukkan bahwa pemerintah mulai berpikir adaptif terhadap dinamika dunia maya.

Ketimbang memusuhi para peretas, Purbaya justru mengubah mereka menjadi mitra strategis.

Ini bukan sekadar inovasi, tapi simbol keberanian untuk keluar dari pola birokrasi konvensional. Pengalaman masa lalunya di LPS memberi pelajaran berharga tentang pentingnya kolaborasi dengan ahli keamanan siber.

Jika langkah ini konsisten, Indonesia bisa menjadi salah satu negara dengan sistem digital fiskal teraman di kawasan.

(SURYAMALANG.COM/WARTAKOTALIVE.COM/SURYA.CO.ID)

Sumber: Surya Malang

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Trheads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved